Wanita and In The Name Of Duit

“Aduuh, uangku tinggal delapan ratus ribu, padahal aku harus hidup sebulan lagi,” ujar teman saya suatu sore saat kami sedang jalan-jalan ke sebuah mal.
“Emang gajianmu kapan?” tanya saya.
“Dua hari lalu, tapi nggak tahu buat apa tiba-tiba di ATM tinggal dikit,” kata teman saya sambil cengengesan.

Oh My, saya lalu berkata padanya jika saya juga baru gajian. Bahkan, selama tiga bulan bekerja saya bisa menikmati jalan-jalan, makan di tempat favorit, nonton, beli buku, bayar kos tanpa meminta orang tua dan uang tersebut masih sisa beberapa ratus ribu tiap bulannya. Saya bertanya pada teman saya itu uangnya habis untuk apa saja.

“Mungkin kamu buat nongkrong sama belanja ya?” tebak saya, karena tema saya ini cantik serta fashionable. Dia hanya mengangguk sambil tertawa.

Seringkali kita sebagai wanita, terutama yang masih lajang atau belum menikah dan telah bekerja, menikmati yang namanya ‘enjoy our money with pleasure’. Tidak ada salahnya memang untuk menuruti  keinginan kita, karena toh uang yang diperoleh juga hasil keringat kita sendiri. Wanita adalah aset komoditi  potensial bagi seluruh produk, mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki semuanya membutuhkan sentuhan yang melibatkan duit. Ingin tampil cantik, kita butuh pelembab, masker, obat anti jerawat, dan lain-lain (itu baru bagian wajah lho belum yang lain). Jadi coba bayangkan, berapa banyak uang yang harus keluar untuk memenuhi kebutuhan kita sebagai wanita.

Tetapi, yang namanya wanita single, suatu hari juga ingin menikah dan berkeluarga bukan? Ketika menjadi ibu, terlepas kita bekerja atau menjadi full time mom, wanita harus bisa mengontrol keuangan rumah tangga, menjadi financial planner agar uang suami cukup memenuhi kebutuhan rumah serta pendidikan anak-anak, dan kebutuhan hiburan keluarga. Semuanya butuh uang, dan kadang kita juga butuh untuk membuat diri tetap tampil menarik di hadapan teman, rekan kerja serta suami.


Jadi, pikirkan hal-hal tersebut mulai dari sekarang. Gaji yang diterima dibagi untuk memenuhi kebutuhan primer dahulu baru kebutuhan lainnya. untuk menghemat, kita bisa juga mencoba melakukan perawatan tradisional yang tidak memakan biaya. Untuk tampil menarik, kita bisa memadupadankan pakaian yang kita punya. Yang paling penting, seorang wanita harus cerdas, tak hanya cara berpikir dan wawasan luas, termasuk yang paling penting adalah mengatur keuangan. Belajarlah menjadi wanita serbabisa yang bijaksana.

3 komentar

Mochamad Mochklisin mengatakan...

Hmmm... nasehat super ...perlu dicontoh dan diteladani
salam kenal ...salam blogger...

Anonim mengatakan...

Biasakanlah memilah antara keinginan dan kebuthan sehingga tidak terjadi pemborosan yang tidak bermanfaat.

Arman Zega mengatakan...

untuk gua bukan cewek.
tapi duit gua tetep abis untuk cewek gua. sedih :((