Perempuan Baja dari Surabaya

Siapa yang tak kenal dengan Ibu Tri Rismaharini, walikota Surabaya yang bisa dibilang memiliki karakter dan kepribadian kuat. Warga Jawa Timur patut berbangga, sebab pemimpin kota metropolis sekaligus ibukota provinsi itu menampilkan sosok pemimpin yang sangat tangguh meski berlabel perempuan. Ibu Risma adalah sosok sederhana yang tetap menomorsatukan keluarga namun tetap mencurahkan perhatian penuhnya pada kota yang dipimpinnya.

Masih segar di ingatan kita, mengenai isu mundurnya Ibu Risma dari jabatan walikota. Akhir Februari lalu, rakyat dibuat tersentak dengan pemberitaan di media cetak dan elektronik mengenai isu kurang sedap tersebut. Sampai akhirnya sang walikota diundang dalam acara Mata Najwa untuk mengklarifikasi semua rumor yang bergulir semakin tak terarah. Sosok tegas dan low profile yang selama ini kita lihat di berbagai pemberitaan media, sedikit terusik dengan tetesan air mata yang mengalir di wajah Ibu Risma. Beliau bersedih untuk rakyat-rakyat Surabaya yang masih berada di bawah garis kemiskinan, anak-anak yang tak mampu memperoleh pendidikan layak, dan tangisan untuk segala amanah bercampur tekanan dari banyak sudut. Gosip yang menyinggung jika keputusan Ibu Risma diakibatkan perselisihan dalam tubuh partainya, juga ditepis kauh-jauh. Perempuan sederhana itu tetap tersenyum walaupun kegetiran yang tersirat di matanya.
Meskipun sempat menitikkan air mata dalam acara yang ditayangkan secara nasional, Ibu Risma masih menunjukkan ketegaran dan kualitas sebagai pemimpin. Beredar kabar juga jika ia akan dicalonkan sebagai calon wakil presiden tahun 2014, tapi apa yang dikatakan Ibu Risma sungguh sangat penting untuk dicatat. Menurut beliau, memimpin Surabaya saja dibutuhkan usaha dan tanggung jawab yang sangat besar apalagi jika ia harus memimpin negara. Seorang pemimpin kelak akan dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Allah SWT. Semangat baja itu ditegakkan di tengah kabar—kabar burung yang tak bisa dibuktikan kebenarannya.

Kesederhanaan seorang wanita berpadu dengan sikap tegas adalah kualitas yang dimiliki oleh Ibu Risma. Beliau sangat memperhatikan pembangunan fasilitas publik di Surabaya dengan konsep yang tetap menjaga kelestarian dan keindahan lingkungan. Itulah sebabnya ketika Taman Bungkul sempat rusak parah akibat terinjak-injak masyarakat yang berebut es krim gratis pada 11 Mei 2014 lalu, Ibu Risma menjadi sangat murka terhadap panitia penyelenggara. Keputusan terbarunya yang menuai pro kontra adalah menutup pusat lokalisasai terbesar di Surabaya dan juga disbeut-sebut tebresar se-Asia Tenggara, Dolly. Ancaman dan protes masyarakat yang menggantungkan hidupnya di daerah Dolly tak  membuat walikota kharismatik tersebut mengurungkan niatnya.

Ibu Tri Rismaharini telah berjanji untuk melaksanakan perannya sebagai walikota Surabaya sebaik mungkin. Rasa lelah baik dari segi fisik dan emosi, tidak akan menghentikan perjuangannya. Sepatutnya sebagai sesama perempuan, kita harus berbangga. Perempuan baja asal Surabaya ini menjaga kredibilitasnya sebagai pemimpin serta tak akan menyerah sebelum masa jabatannya berakhir. Kita doakan agar beliau terus berhasil dalam tiap usaha baiknya.

Tidak ada komentar