Sendiri, Ramai

Ketika aku sendirian, yang kuingat adalah kelakuan gugupmu. Keberanian terbungkus sikap malu-malu. Mungkin kau bingung harus menyapaku atau menatapku lebih dulu.

Ketika aku di tengah keramaian, yang kuhapal ialah membahananya tawamu. Kegembiraan berbalut rindu. Mungkin kau riang sebab bisa beradu canda dengan lainnya namun saling mengirim sandi rahasia, untukku.

Dan aku hanya bisa mengetahui bahwa apa yang terlindungi rusuk ini, berdentam di tiap langkah kakimu. Pusaran sadarku, tersedot pada keberadaanmu.

Gelisah, benci, takut, tapi ingin berteduh di balik ragumu.

1 komentar

Bukan Blog Biasa mengatakan...

Ini sungguh sendu :)