Eksotisme Sisi Gelap Manusia


Judul: Cemburu Itu Peluru
Penulis: Erdian Aji, Novita Poerwanto, Kika Dhersy Putri, Andy Tantono, Oddie Frente
Jumlah Halaman: 159 halaman
Tahun Terbit: Maret, 2011
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

Manusia punya sisi gelapnya tersendiri. Baik dan buruk pun muncul karena pemikiran manusia yang terus bergerak dinamis. Masyarakat punya standar nilai dan norma sebagai bentuk pemikiran mengenai konsep baik dan buruk, dan kumpulan cerita mini dalam buku ini menyinggung sisi gelap manusia dengan standarnya sendiri.

Lima penulis menawarkan cerita yang didominasi aura suram. Masing-masing mempunyai benang merah yakni berani mendobrak area hitam putih, baik buruk dan bahkan menulis tanpa kalimat yang muluk-muluk. Coba saja baca karya Oddie Frente yang berjudul "Buntingnya Perawan Kekar" dan karya Kika Dhersy Putri yang berjudul "Susi yang Tak Susi". Oddie menyindir tata nilai masyarakat yang sering mencaci perempuan yang hamil di luar nikah tanpa menyelidiki cerita apa yang di baliknya. Budaya patriarkhi kita menjadikan pria sebagai digdaya. Bisa jadi si perempuan benar-benar tak berdaya ketika kehormatannya direnggut. Kika juga mengambil contoh menarik mengenai anggapan buruk perempuan perokok. Seperti Oddie, Kika menyajikan cerita tak biasa dengan sindiran khas untuk sistem norma masyarakat.

Selain sindiran sosial, penulis juga mengungkapkan kegelisahan, kecemburuan dan juga kesetiaan dalam bingkai cerita yang tetap suram. Tiap cerita dikembangkan dari beberapa kalimat yang memberi gambaran utuh peristiwa. Inilah keunikan lainnya karena para penulis berkumpul dari kreativitas 140 karakter Twitter di akun @fiksimini. Simak saja di cerita mini karya Andy Tantono yang berjudul "Makan Malam Terakhir", opening yang agak mengerikan namun membuat penasaran,

'Sambil kusantap makan malamku, sesekali aku menatap bola mata wanita itu di antara dim sum'.

Dan di paragraf pembuka cerita karya Novita Poerwanto yang penuh nada kesepian,'Sehari saja kami mengepak koper lalu berpisah di ujung jalan. Ternyata selamanya,'

Pembaca akan sesekali ngeri lalu bisa jadi di halaman berikutnya terhanyut dalam romantisme. Bahkan kopi dan teh pun dijadikan bernyawa dalam buku ini. Unsur suram tetap meninggalkan kesan mendalam yang menyentuh hati. Istimewanya lagi, beberapa cerita terpilih divisualisasikan dalam film pendek.

Fiksimini membuka keran kreativitas sastra mengalir indah. Membaca buku ini juga mengasah kepekaan kita dalam menggali ide. Pecinta flash fiction dan fiksimini perlu belajar membuat twist ending serta kesatuan cerita yang padat dari buku ini. Silahkan tenggelam dalam eksotisme kata-katanya.

3 komentar

Claudia Willy mengatakan...

Wah, penasaran. Ada link webnya u/ belanja online? Btw, review yang menarik dan cadas.

Reffi Dhinar mengatakan...

coba cari di toko buku online pengenbuku.net

Oddie Frente mengatakan...

Wah, lupa berterima kasih di sini.
Jadi makin semangat siapin buku selanjutnya :)