Irinya si Tukang Mimpi

Saya adalah tukang mimpi. Kadang-kadang timbul iri pada keberhasilan orang lain, meski tidak sampai merusak hubungan baik. Ya, kadang rasa iri itu muncul dari prestasi orang lain yang tokcer di bidang yang juga saya geluti, atau iri karena waktu yang seolah belum berpihak pada saya untuk mendapat kesempatan baik.

Padahal, saya hanya kurang bersyukur.

Setelah ditilik ulang, banyak juga kawan-kawan yang mengenal saya, berkata jika mereka sangat kagum dengan apa yang bisa saya capai. Misalnya, berkarir sesuai bidang studi yang saya pilih, mengalami peningkatan pekerjaan sesuai keinginan, menerbitkan buku, bisa travelling ke tempat-tempat indah, dan lain-lain. Saya sendiri malu jadinya, karena masih sering iri.

Saya memang selalu memasang target. Contohnya saja ingin gaji seberapa dan bekerja seperti apa. Saya pasang tulisan impian di dekat cermin. Nyatanya, meski dengan cara berbeda, saya mendapatkan melebihi yang saya inginkan.

Dalam memperoleh impian itu, saya harus melewati berbagai keraguan, masalah, kekecewaan atau kehilangan. Setelah sampai di waktu gembira, saya tahu Allah SWT menjawab doa dan impian saya dengan cara yang ajaib dan pas.

Dulu, saya sangat ingin bekerja di perusahaan Jepang. Hingga sempat terbesit untuk resign dari kantor sekarang serta menjalani berbagai wawancara. Dan ternyata karena berbagai hal, saya tidak jadi resign tapi tak lama kemudian sebuah tantangan menarik saya peroleh. Saya kini tak hanya menjadi penerjemah bahasa Jepang, tetapi tugas utama saya berhubungan dengan orang banyak di General Affair. Cocok dengan minat saya lainnya yaitu berhubungan dengan orang banyak. Perlahan, hal lain pun meningkat, hingga tanpa sadar target saya terpenuhi malah dapat lebih.

Jadi mungkin saya atau anda bisa memakai tips ini jika mulai diserang iri. Cobalah merenungi.

Untuk mendapat kesuksesan, seseorang pasti melalui perjalanan panjang yang tak kita ketahui. Sama seperti orang-orang yang kagum atau iri dengan kita, tidak tahu secara keseluruhan bagaimana susahnya kita dulu. Jangan hanya melihat hasilnya. Coba hargai dan pelajari prosesnya.

Tidak ada komentar