Rin meringkuk di ujung dapur berdebu. Bocah ceking itu tidak
menangis ataupun terisak. Hanya saja tubuhnya yang gemetaran hebat tampak
menyedihkan. Pecahan beling dari piring yang dilempar seenaknya seperti ufo
terbang, gelas-gelas yang terbanting di tembok dan sebagian mengenai kepala
Rin, ikut berserakan menyisakan sepi yang semakin pengap.
“Ibuu,” bisik Rin. Suaranya menyayat, hilang diterbangkan
angin lembab.
Ia menggeliat, mencoba dan kemudian mengambil jeda. Tiap gerakan
menimbulkan nyeri di sekujur tubuhnya yang lebam. Beberapa jam lalu, perempuan
yang dipanggil Ibu, telah memberi tanda biru-biru di kepala, kaki, dan juga
bagian yang lain.
“Dasar anak pungut tak tahu terima kasih!!” bentak ibunya
hanya gara-gara Rin lupa membersihkan kandang ayam di belakang rumah.
Rin sudah tak ingin lama-lama di rumah itu. Suasana sepi
makin lama berubah menjadi hantu di pikirannya sendiri. Beberapa menit kemudian
suara berisik terdengar dari luar rumah.
“Ah, suara burung gagak,” batin Rin.
Secara spontan, Rin mulai berdiri. Langkahnya sedikit
terhuyung. Ia berhati-hati melangkahkan kaki yang sekarang lupa bagaimana caranya
menjejak dengan benar. Telapak kakinya pun penuh sayatan luka.
“Ayo-ayo terbang, Rin sayang! Ikut kami ke negeri jauh!”
gagak-gagak yang berkumpul di atas rumah Rin berkaok-kaok dengan bahasa yang
dimengerti bocah perempuan itu.
Rin melonjak kegirangan. Ia berlari dan mengayunkan tubuhnya
di ayunan kayu yang dibuatkan khusus untuknya. Satu, dua, tiga lalu hap, di ayunan
keempat ia meregangkan tangan sambil melepaskan diri dari ayunan. Burung-burung
gagak menyambutnya dengan kegirangan. Ia terbang meninggalkan kenangan yang
terserak di belakang.
***
Sementara para tetangga sedang mengerumuni mayat seorang
perempuan yang dipanggil Ibu oleh Rin. Beberapa jam sebelumnya, perempuan itu
ditusuk pisau oleh putri angkatnya yang meringkuk kesakitan.
“Lihat, mayat gadis itu sungguh mengerikan. Ia mati dengan
senyum di bawah ayunan,” bisik-bisik para tetangga.
8 komentar
haaa.... jadi dua2nya mati?
hehe.....benar sekali
rin membunuh si ibu? oh oh...
rin membunuh si ibu? oh oh...
Lho kok, tahu-tahu si Ibu dibunuh Rin? Kapan?
waduh, main bunuh2an... :(
wah mengerikan sekali. jadi ceritanya rin lupa membersihkan kandang ayam terus kelahi sama ibunya dan akhirnya rin membunuh ibunya?
kata-katanya bagus banget. hayalannya juga luas banget. aku suka. udah kaya novel aja. tapi salahnya singkat banget. aku juga gak tau awalnya gimana, terus kok tiba-tiba main bunuh-bunuhan aja. luar biasa. keren. aku suka :)
wah mengerikan sekali. jadi ceritanya rin lupa membersihkan kandang ayam terus kelahi sama ibunya dan akhirnya rin membunuh ibunya?
kata-katanya bagus banget. hayalannya juga luas banget. aku suka. udah kaya novel aja. tapi salahnya singkat banget. aku juga gak tau awalnya gimana, terus kok tiba-tiba main bunuh-bunuhan aja. luar biasa. keren. aku suka :)
Posting Komentar