Cahaya Terpantul di Wajahmu

Biarkan cahaya lampu itu menimpa wajahmu. Akan kuhayati pendarnya, karena sorot matamu sudah kehilangan cahaya. Aku ingin menikmatinya, sendirian saja.

''Mengapa kau tidak pernah mengungkapkan rindu sejak dulu? Mengapa menunggu dengan gengsi yang dijunjung terlampau tinggi?'' Kau terus meracau, tanpa menoleh padaku.

Aku masih tak bersuara. Kubiarkan bibirmu memakiku tanpa kenal jeda.
''You're my flashlight,'' bisikmu pada tubuh fisikku yang kaku dalam peti kayu.

Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti program #FF2in1 dari www.nulisbuku.com di Facebook dan Twitter @nulisbuku

Tidak ada komentar