Chaos Dunia dalam 'London Has Fallen

Image result for london has fallen
pulseradio.fm

Seru. Fantastik. Itulah dua kata yang pantas saya berikan pada film Hollywood London Has Fallen yang dibintangi Gerard Buttler dan Morgan Freeman ini. Sebuah kisah spionase dan juga peperangan terhadap teroris adalah tema yang sering diangkat oleh sineas Hollywood, namun tetap saja film ini punya keseruannya sendiri. Akting dan action yang cakep, menambah poin plus film ini.

London Has Fallen menceritakan aksi heroik seorang pengawal khusus presiden AS bernama Mike Banning (Gerrad Buttler) dalam melindungi Presiden AS dari pengejaran teroris yang dipimpin Barkawi. Melihat alur film ini, mengingatkan saya dengan kekejaman film The Expendables dan adu taktik dengan teroris di film lawas Air Force One. Tentu saja, anak-anak di bawah umur sebaiknya tidak menonton film ini karena banyaknya adegan kekerasan dan bunuh-bunuhan yang muncul.

Film berpusat di kota London dimana sedang terjadi pertemuan besar-besaran puluhan negara yang menghadiri upacara pemakaman perdana menteri Inggris yang ditemukan meninggal akibat serangan jantung di kediamannya. Sejak awal Mike Banning sudah merasa sedikit cemas karena pertemuan para pemimpin negara dalam skala besar butuh kecermatan serta pelindungan super ketat, meskipun dua tahun sebelumnya sebuah serangan hebat diyakini telah menghabisi Barkawi beserta kroni-kroni terorisnya.

Baru dua puluh menit film berjalan, penonton sudah dikejutkan dengan serangan tiba-tiba para teroris yang tidak hanya berasal dari kubu Barkawi tetapi juga dari orang dalam yang menyaru sebagai tentara Inggris dan juga polisi. Bombardir mengerikan dari darat, laut dan udara mengubah keindahan kota London menjadi lautan darah dalam hitungan jam. Visual effect yang pastinya menjadi andalan, menambah andrenalin saya terus berpacu sampai akhir cerita. Melihat jembatan roboh, menara dibom dan juga pemimpin negara yang dikejar-kejar untuk dihabisi di depan seluruh warga dunia, membuat film ini semakin menarik.

Ada satu hal yang sedikit membuat saya tergelitik. Wah hebat sekali si Mike Banning ini bisa melawan ratusan teroris super kejam sendirian sambil menjaga presiden AS yang bahkan melihat orang sekarat saja tidak tega. Walaupun ada sedikit hole di dalam cerita ini, saya tetap bertepuk tangan untuk Gerard Buttler yang sukses memerankan tokoh tangguh, tega membalas tindakan teroris dengan sama terornya dan masih punya selera humor. Andalan utama film genre begini adalah hal-hal kecil yang bisa dijadikan sebagai properti penyelamat. Nuansa thriller juga berhasil dibangun dengan baik. Saya jadi ngeri membayangkan andai para pemimpin dunia sukses dihabisi oleh teroris, pasti timbul chaos di seluruh dunia. Agen tangguh macam Mike Banning begini harus diperbanyak di tiap negara.

Daya tarik lain dari film ini adalah unsur drama yang memicu serangkaian teror. Barkawi begitu dendam terhadap AS dan sekutunya karena putrinya tewas di hari pernikahan saat markasnya diserang. Kegilaan yang dipicu dari dendam pribadi. Hal ini juga turut mengingatkan kita jika serangan teroris bisa terjadi setelah perencanaan yang matang. Jadi seluruh pemimpin negara tidak boleh lengah, termasuk kita juga. Anyway, Gerard Buttler terlihat cool di film ini. Sepertinya Mission Impossible-nya Tom Cruise bisa tergeser oleh aksi Buttler. Kelebihan agen Banning yang melawan dengan senjata dan minim teknologi, sangat menghibur pecinta action, termasuk saya. Happy watching!

4 komentar

bay mengatakan...

pemeran wanitanya siapa?! yang bikin filmnya gak hambar :)

Izwar Zahid Zaidan mengatakan...

Memang cakep filmnya Kak, saya baru nonton kemarin. dari segi action mike barganning memang keren banget dahh

Salam,

Izwar Zaidan
www.semesta-berbicara.com

Reffi Dhinar mengatakan...

justru film ini keren karena nggak ada pemeran wanita seksinya hahaha,,,,,trims sudah berkunjung semuanya :)

jaka mengatakan...

terimakasih bos buat infonya dan salam sukses