Bengkel Menulis Cerpen ala Ken Hanggara


Cerpen adalah salah satu karya fiksi yang memiliki banyak penggemar. Tdak seperti novel yang perlu waktu berjam-jam untuk membaca serta memahaminya, cerpen hanya butuh beberapa menit atau bahasa mudahnya dalam sekali duduk kita bisa melahapnya. Namun ternyata untuk menulis cerpen yang baik, dibutuhkan sebuah strategi yang tepat, apalagi jika kita ingin karya kita bisa terbit di media. Bersama Ken Hanggara, cerpenis asal Pasuruan Jawa Timur pada hari Minggu 15 Mei lalu, teknik menulis cerpen dikupas secara tuntas. Dalam kopdar ke-30 FAM Surabaya, Ken Hanggara juga berbagi pengalamannya berjuang mengirimkan karya.

Dan yang mengejutkan, sebelum karya-karya cerpennya hampir tiap minggu menghiasi media lokal, Ken Hanggara butuh sekitar 300 kali lebih untuk ditolak. Proses penolakan tersebut terjadi dalam kurun waktu dua tahun. 

“Saya juga mengirimkan ke media nasional, meski masih terus ditolak saya terus mengirimkan karya baru,” kata Ken Hanggara.

Apa saja sih yang menjadi tips jitu Ken agar karya bisa dimuat media? Simak ulasan berikut ini.

1. Amati ciri khas media

Sebelum kita ingin mengirimkan naskah cerpen, amati dulu ciri khas media lokal yang akan dituju. Misalnya jika media lokal biasanya menyukai tema kedaerahan atau ciri lokalitas yang ditonjolkan dalam cerita, dengan kata lain dekat dengan budaya. Ciri daerah bisa dari seting tempat, dialog setempat atau jika mengirimkan tema yang umum juga boleh asal dikemas secara unik dan menarik. Sering-seringlah mengamati rubrik cerpen di koran Minggu atau ikuti komunitas online seperti Sastra Minggu untuk mempelajari ciri karya yang dimuat di suatu media.

2. Belajar dari cerpenis senior

Menurut Ken hanggara, penggunaan bahasa yang lebih disukai para editor di media massa beberapa tahun terakhir sudah mengalami banyak perubahan. Diksi yang terlalu berbunga-bunga atau puitis, sudah jarang digunakan dalam cerpen yang berkualitas. Bacalah teknik menulis cerpen dari AS Laksana atau Eka Kurniawan yang minim diksi mendayu-dayu namun cerpennya mengena di hati dan pemikiran pembaca.

3. Cari ide cerita seunik mungkin

Meskipun tema klise, namun jika ide diolah dengan seunik mungkin, maka cerpen juga akan lebih menarik. Tema-tema unik bisa diambil dari menonton film yang menang festival bergengsi atau bisa dari kehidupan sehari-hari. Cari sudut pandang berbeda dari setiap pengalaman yang kita alami. Bahkan percakapan dengan orang gila pun bisa menjadi sumber ide yang menarik.

4. Karakter dan karakter 
 
Karakter adalah pengemban besar agar ide serta pesan dalam sebuah cerpen bisa tersampaikan. Gambarkan karakter dengan teknik sehalus mungkin. Pelajari cara para cerpenis senior yang bisa membuat deskripsi karakter dengan cara yang halus, misal menjelaskan karakter fisik lewat dialog ringan antar teman sehingga tidak melulu lewat deskripsi yang gamblang. Karakter tidak boleh dibuat terlalu sempurna. Dengan kekurangan namun memiliki misi mulia malah lebih membuat karakter dalam cerita itu hidup.

5. Twist ending

Membuat ending yang tidak mudah ditebak adalah salah satu tips agar cerpen kita menawan pembaca sampai akhir. Tetapi jangan berusaha membuat ending yang terlalu dipaksakan. Menurut Ken Hanggara, simpan sebuah clue yang tidak diketahui pembaca dari awal dan pegang hingga ending, dan jangan memaksakan tambahan detil yang justru akan merusak keseluruhan cerita. Buatlah twist sehalus mungkin.
Semua teknik akan percuma jika tidak dipraktekkan.

 Jangan mudah menyerah jika ingin mampu menulis dengan baik. Mari terus berlatih dan terus berlatih.


kopdar 30 FAM Surabaya

2 komentar

Turis Cantik mengatakan...

Saya kebetulan lg belajar bkn cerpen makasih tipsnya ya

Reffi Dhinar mengatakan...

sma2 :)