Ketika Perpustakaan Tak Hanya Menjadi Tempat Singgah Membaca



Kalau mendengar kata perpustakaan, pasti di bayangan kita akan muncul image barisan pajangan lemari berdebu dengan buku-buku lama yang hanya bisa dijadikan referensi mengerjakan tugas. Bahkan saya yang seorang penggila baca saja sedikit malas jika harus masuk ke dalam perpustakaan sekolah berlama-lama. Buku-buku yang dikoleksi di perpustakaan jarang sekali update dan kebanyakan hanya menyajikan buku pelajaran. Jarang sekali ada novel atau buku pengetahuan populer yang menarik di dalam perpustakaan sekolah. Seandainya perpustakaan di Indonesia mau sedikit berbenah seperti di luar negeri, pasti akan lebih menyenangkan.

Apa sih kelebihan perpustakaan di luar negeri sehingga bisa menarik banyak pengunjung? Perpustakaan di luar negeri tidak hanya dibangun dengan konsep membosankan dan diisi dengan buku. Kebanyakan perpustakaan itu benar-benar dipikirkan secara matang dari konsep desain dan juga fungsinya. Ada beberapa perpustakaan-perpustakaan terkenal yang sering dijadikan sebagai lokasi syuting film dan juga tempat objek wisata seperti Geisel Library di San Diego, Amerika Serikat dan perpustakaan Universitas Delft di Belanda. Geisel Library misalnya, dibangun dengan desain yang futuristik di area Universitas California, membuatnya sering dijadikan lokasi syuting film fiksi ilmiah. Pengunjung bisa melakukan acara peluncuran buku, lelang sampai makan malam saat ada sebuah event berlangsung.


Geisel Library: sumber Google


Alasan mengapa banyak siswa dan masyarakat umum malas berkunjung ke perpustakaan bisa jadi karena hal-hal seperti ini.

  • ·         Bentuk serta konsep perpustakaan yang ketinggalan zaman
Sekarang sudah tidak zamannya lagi jika perpustakaan hanya dibangun di sebuah sudut ruangan lalu dijejalkan buku-buku lama yang lebih cocok untuk penelitian, bukannya memberi pengetahuan terkini.  Tempat membaca juga seharusnya tidak dibuat terlalu kaku dengan meja dan kursi seperti di dalam kelas.

  • ·         Koleksi buku tidak update
Seringkali saat saya masuk ke perpustakaan sekolah dulu, buku-bukunya jarang update koleksi baru. Bagaimanapun, buku lama memang sangat diperlukan terutama untuk penelitian, namun buku-buku populer sampai pengembangan diri juga diperlukan supaya pembaca mau lebih sering datang ke perpustakaan.

  • ·         Suasana dan fungsi perpustakaan
Suasana perpustakaan yang wajib hening dengan tatapan galak penjaga perpustakaannya membuat siswa atau masyarakat malas berlama-lama. Jika memang ingin membaca, mereka akan lebih senang meminjam dan membacanya di tempat lain, bukannya di perpustakaan.


 Agaknya melihat fenomena minimnya kunjungan ke perpustakaan baik di sekolah, kampus dan juga daerah, mendorong munculnya inovasi-inovasi baru untuk membuat perpustakaan yang lebih nyaman disinggahi. Perpustakaan Universitas Syah Kuala di Banda Aceh adalah satu contoh perpustakaan kampus yang didesain supaya memberikan suasana homy, nyaman dan juga mendorong kreativitas.

Selain fasilitas buku dan komputerisasi yang memadai, Perpustakaan Universitas Syah Kuala rutin mengadakan event dan lomba yang tak hanya bisa diikuti mahasiswa tetapi juga khalayak umum. Dengan diadakannya banyak kompetisi  berhadiah menggiurkan, nama perpustakaan ini tentu akan lebih dikenal gaungnya juga lebih menarik minat orang untuk lebih mengenal lebih dekat. Masih jarang sekali perpustakaan apalagi jika masih dalam lingkup sebuah institusi pendidikan yang menyelenggarakan kompetisi berskala nasional dengan tema up to date.

Perpustakaan Syah Kuala berusaha mengajak mahasiswanya untuk mau datang tak hanya membaca namun juga mengeksplorasi bakatnya. Tak hanya melalui kompetisi kreatif seperti membuat video pendek dan blog, pentas musik dan juga pemilihan Duta Baca perpustakaan juga memiliki magnet tersendiri sehingga membuat image perpustakaan ini lebih gaul. Inovasi lainnya adalah layanan night service sehingga pengunjung bisa datang di sore hingga malam hari. Sangat asyik bukan?

Program Night Library Pustaka Unsyiah: sumber Google

Suasana yang nyaman, adanya jaringan komputer dan internet serta event-event menarik, adalah contoh-contoh konsep berbeda yang dapat dijadikan role model untuk perpustakaan lainnya. Adanya pemilihan Duta Baca yang diseleksi dari mahasiswa-mahasiswa penyuka buku di Universitas Syah Kuala juga bisa menjadi sebuah cara efektif untuk mengampanyekan budaya baca di kalangan muda.

Perpustakaan Syah Kuala yang juga disebut Pustaka Unsyiah ini berusaha mengampanyekan budaya perpustakaan yang tak hanya menjadi tempat singgah membaca. Usaha dari para pegiat Pustaka Unsyiah sangat layak diapresiasi terutama dalam sinergi dengan kaum muda untuk terus berkarya. Perpustakaan memang sudah harus mulai melek dengan era baru. Setidaknya ada standar yang saya buat untuk menilai sebuah perpustakaan itu asyik yaitu terpenuhinya enam hal di bawah ini.

·         Koleksi lengkap dari buku lama sampai modern
·         Menjadi tempat nyaman untuk berdiskusi serta berkarya
·         Dilengkapi fasilitas digital
·         Jam buka yang tidak pendek
·         Desain ruangan yang unik dan juga ruangan bersih
·         Bisa dijadikan satu dengan tempat nongkong (seperti konsep perpustakaan di luar negeri)

Acara musik oleh mahasiswa: Sumber Google


Semoga Pustaka Unsyiah bisa terus berinovasi dan mengembangkan tubuhnya hingga lebih dikenal tak hanya di Indonesia tetapi juga dunia. Perpustakaan adalah gudang pengetahuan  juga tempat dimana bibit-bibit manusia kreatif bermunculan. Let’s visit your library!

2 komentar

fanny f nila mengatakan...

setujuuu...bukan cuma perpustakaan, tp juga tempat kyk museum, di Indonesia biasanya kurang menarik... makanya museum juga sepi kan kebnayakan di sini... pdhl beberapa museum yg aku dtgin, kayak museum jend nasution, museum ahmad yani, itu menarik banget.. perpustakaan indonesia juga buku2nya sih kurang update... dulu di sekolah ku begitu.. kebanyakan buku lama..

eh btw, perpustakaan unsyiah apa udh berubah yaa? aku pernah kuliah sana 3 semester thn 2000 mba.. tapi kemudian pindah ke malaysia... seingetku sih dulu itu sama rada boseniin perpus nya... berarti skr udh bgs yaaa... ;) gitu dong, jadinya bikin mahasiswa rajin ke perpus untuk membaca

Reffi Dhinar mengatakan...

kalao baca websitenya udah bagus mbak :D