Perempuan Itu Mahadaya


Sejenak saya berpikir apakah judul tulisan kali ini terlalu puitis atau malah terlalu berlebihan? Mahadaya berarti memiliki segala kelebihan. Tapi di sini yang akan saya tekankan adalah kelebihan untuk membagi waktu dan energinya pada segala hal yang menuntut fokus secara bersamaan. Bagi ibu rumah tangga adalah pembagian waktu dan energi untuk mengurus suami, mendidik anak, memikirkan besok akan masak apa, atau semacam menghitung duit belanja apakah akan cukup untuk seminggu ke depan. Perempuan yang masih lajang dan baru membangun karir akan dihadapkan pada bagaimana meladeni tuntutan  lingkunganya yang terus-menerus  meneror dengan pertanyaan kapan menikah dan juga materi meeting yang harus disiapkan di kantor.


Bukan berarti laki-laki tak memiliki tantangan, tetapi buat perempuan yang hidup di negara setengah maju setengah patrilineal ini, maka tentu akan selalu muncul sindiran negatif jika ada yang dinilai tidak sesuai kodrat. Tiap hari akan selalu saja muncul kontroversi apakah seorang perempuan boleh bekerja atau mengurus rumah tangga saja. Jikalau seorang adis meneruskan untuk melanjutkan pendidikan sampai S2 apalagi sampai S3 maka yang ditakutkan adalah akankah ada lelaki yang berani melamar?


Kesetaraan yang sudah diteriakkan oleh banyak pihak, sayangnya masih sebatas pada praktek kulit luarnya saja. Saya pun setuju jika seorang perempuan itu wajib menjadi madrasah pertama buat anak-anaknya, tetapi juga bukan hal yang salah jika ada seorang ibu yang tetap ingin berkarir. Tentu saja pilihannya akan menjadi semakin berat karena ibu harus membagi waktu yang seimbang antara pekerjaan dan keluarga. Melihat dan mengamati betapa mahalnya harga kebutuhan saat ini dan juga biaya pendidikan yang selangit, saya jadi berpikir bahwa perempuan tak boleh hanya duduk manja di rumah tanpa menghasilkan apa-apa.


Banyak bisnis online yang bisa dijalankan dari rumah dan mengandalkan gawai. Saat ini menjadi mompreneur adalah hal yang tak asing di telinga. Kita tak pernah tahu bagaimana kondisi keuangan keluarga. Seorang ayah tetaplah menjadi tulang punggung utama buat keluarga, hanya saja di zaman serba sibuk  seperti sekarang maka istri yang memiliki sumber penghasilan sekunder bisa membantu ketika ada darurat keuangan melanda. Minimal jika ada penghasilan meski tak sampai gaji UMR, perempuan bisa membeli perawatan kecantikan lebih baik buat dirinya sendiri atau sesekali memberi hadiah buat orang tua di ulang tahun mereka. Menjadi  berdaya bukan berarti jadi tak menghormati laki-laki. Dan seharusnya laki-laki justru mendukung perempuan untuk berkarya, bukannya serba takut atau malah rendah diri. Ibu yang cerdas akan mendukung anaknya agar tahu apa yang mereka mau serta mengarahkannya menjadi manusia yang punya cita-cita tinggi.


Orang tua saya adalah contoh bagus bagaimana kerjasama antara perempuan dan laki-laki berjalan suportif tanpa ada  maksud  saling mengungguli. Ayah menjadi pencari sumber nafkah utama dan  selalu mendukung ibu saya untuk berkegiatan sosial di desa. Ibu memang tidak bekerja, namun sejak kecil beliaulah yang mengajarkan saya membaca dan berhitung untuk pertama kali. Ibu jugalah yang melecut sikap saya yang pesimis agar menjadi lebih berjiwa besar lagi. Dan masih banyak hal lainnya yang saya pelajari dari kedua orang tua tersayang.

Selain peran orang tua, saya juga memiliki idola di bidang perempuan inspiratif. Di antara banyak  perempuan yang saya kagumi, ada dua nama dari Indonesia yang saya amati kiprahnya dan bisa menjadi inspirasi buat perempuan masa kini. Mereka adalah Indari Mastuti dan Aulia Halimatusadiah atau sering disapa Ollie.

Indari Mastuti 
Sumber gambar: https://indscriptcreative.com/

Indari Mastuti adalah seorang penulis puluhan judul buku dan artikel di berbagai media dan kini menjadi seorang entrepeneur sukses. Saya tertarik untuk mengikutinya di Facebook setelah membaca satu artikel di Jawa Pos tentang grup Ibu-Ibu Doyan Nulis. Indscript Creative adalah bisnis pertama yang ia bangun dan berkonsentrasi sebagai agensi naskah yang memeprtemukan penulis dengan peenrbit. Bisnisnya sempat mengalami masa surut, namun dengan semangat kuat ia berhasil bangkit.

Indari Masuti adalah seorang pebisnis sekaligus ibu rumah tangga. Ia memiliki jadwal dan disiplin baik agar bisa membagi waktu antara membesarkan bisnisnya dan mengurusi keluarga. Saya mulai mengikuti training onlinenya yaitu Writerpeneur dan mendapat job di blog pertama setelah mengikuti serta memenangkan kompetisi One Day One Article.

Torehan prestasi berhasil ia peroleh seperti Perempuan Inspiratif Nova 2010, Juara 3 Kartini Awards 2012 dan lain-lain. Ia terus mengembangkan tim Indscript sampai memiliki program pemberdayaan perempuan untuk berbisnis dan menulis. Training-training online yang berkaitan dengan teknis berbisnis dan menulis telah banyak membantu perempuan agar bisa berkarya dan menghasilkan uang dari rumah.

Aulia Halimatussadiah
Sumber gambar: www.bintang.com 

Saya mengagumi perempuan yang juga dipanggil Ollie ini semenjak mengetahui berita tentang Nulis Buku. Nulis Buku adalah platform online pertama yang menjadi wadah bagi siapapun untuk bisa melakukan penerbitan bukunya sendiri (self publishing). Sempat bekerja di dunia IT, Ollie sukses mengkolaborasikan dunia tulisan yang ia cintai dengan teknologi. Penulis yang aktif menerbitkan buku ini terus berkarya dan salah satunya yang menjadi karyanya adalah mendirikan Zetta Media, sebuah digital network yang membawahi portal-portal website berbasis konten informatif serta bermanfaat. Ia menjadi contoh buat perempuan muda yang berani berkarya di dunia maskulin. IT atau teknologi selama ini dikenal lebih banyak dikuasai  oleh laki-laki, dan Ollie berhasil menggusur stigma itu. Ia juga aktif di komunitas Girls in Tech. Ollie berani  menantang dirinya untuk terus belajar hal baru dan berusaha memberikan solusi lewat bisnis yang ia kembangkan.

Inspirasi bisa dilakukan oleh siapa saja termasuk dari  seorang perempuan. Saya ingin menjadi perempuan yang berdaya tanpa takut menghasilkan karya. Siapapun kita dan apapun yang kita kerjakan, maka lakukanlah dengan  sepenuh hati dan CINTA.

2 komentar

Darwin mengatakan...

inspiratif mbak, keren postingannaya... saya sedikit menambahkan, tanpa wanita lelaki tidak akan sempurna hidupnya

Reffi mengatakan...

Sip,,,semuanya saling melengkapi :)