Stop 4 Hal Penghancur Keharmonisan Keluarga Ini!



tips keluarga harmonis

Keluarga adalah permata. Siapa sih, yang tidak ingin hubungan dalam keluarganya tetap hangat dan  stabil? Di tengah kesibukan kerja yang semakin mendera, kadang tanpa sadar kita menjauhkan diri dari pasangan atau anak-anak. Tumpukan deadline tugas kantor dan tanggung jawab yang luar biasa banyak, hanya menambah kelelahan dan akhirnya keluargalah yang menjadi korban. Tapi tahukah Anda, jika ada hal-hal lain di luar kesibukan kerja yang juga bisa menjadi penghancur keharmonisan keluarga?

Bercermin dari orang tua saya yang memiliki karakter bertolakbelakang dan sering berbeda pendapat, namun masih memiliki hubungan yang hangat seperti sahabat, maka poin-poinnya bisa dijabarkan seperti di bawah ini.

1.      Tak Ada Kehangatan dengan Pasangan

tips keluarga harmonis


Salah satu penghancur keharmonisan keluarga ini disebut sebagai pemicu krusial konflik muncul. Keturunan menjadi bagian penting dalam pernikahan. Setelah anak-anak lahir, kita akan melakukan banyak hal agar kebutuhan mereka tercukupi. Namun, apakah Anda juga sudah menyeimbangkan perhatian dengan pasangan? Hubungan ayah dan ibu yang dingin merupakan contoh negatif bagi buah hati, terutama mereka yang sudah menginjak remaja. Maka, penting untuk menunjukkan perhatikan pada suami di depan anak-anak.. Kestabilan hubungan suami istri menjadi dasar sehatnya relasi dalam keluarga. Ibu saya selalu mencium pipi ayah sebelum ayah bekerja, dan kami sebagai anak-anaknya sudah terbiasa dengan afeksi hangat seperti itu. Malah terkadang Ayah menggoda Ibu dengan kejutan ala anak kecil yang membuat kami tertawa.

2.      Lupa  Meminta Maaf

tips keluarga harmonis

Pernah tidak Anda lepas kontrol sampai berteriak kasar pada anak-anak? Walau beberapa saat kemudian menyesal, kadangkala kita lupa untuk meminta maaf pada mereka. Anak-anak adalah kertas putih yang menunggu untuk diisi, dan tugas orang tua untuk menuliskan hal-hal baik di kepala dan jiwa mereka. Buang rasa gengsi, dan ajarkan pada anak-anak bahwa siapapun yang merasa telah melakukan kesalahan tidak boleh malu untuk meminta maaf terlebih dahulu. 

3.      Komunikasi yang Buruk

tips keluarga harmonis

Berapa kali Anda benar-benar berkomunikasi secara intens dengan suami dan buah hati? Bagi ibu pekerja, komunikasi adalah hal yang krusial dalam kehidupan rumah tangga. Luangkan waktu untuk bisa saling menyapa, menanyakan agenda, atau mendengarkan keluhan masing-masing. Ingat! Komunikasi yang buruk dapat merenggangkan keharmonisan keluarga. Meski Ibu tidak bekerja pun, beliau selalu rutin menanyakan kabar Ayah hari ini dan menceritakan aktivitasnya sendiri. Orang tua saya juga membiasakan saya dan adik untuk mengabari ketika hendak kemanapun.

4.      Membandingkan dengan Orang Lain

tips keluarga harmonis

Dengan banyaknya media sosial seperti Facebook dan Instagram yang memaparkan kehidupan serba menyenangkan orang lain, tanpa sadar kita akan terpaku dan mulai membandingkan dengan diri sendiri. Melihat anak artis A yang jago main musik klasik, kita jadi kepincut lalu mulai memaksa anak yang hobinya melukis untuk belajar main piano, misalnya. Atau contoh kasus lainnya, ketika melihat suami artis B yang rajin mengajak keluarga kecilnya liburan ke luar negeri, lalu Anda mulai merengek ke suami untuk diajak liburan ke luar negeri juga. Padahal kondisi keuangan belum memungkinkan, cicilan masih banyak namun Anda terus menuntut, lama-kelamaan anggota keluarga pasti akan jengah. Ibu selalu membagi anggaran untuk pos pendidikan, kebutuhan pangan, listrik, dan pos darurat. Jika ingin berlibur, kami pergi ke kota terdekat dengan membawa bekal. Yang terpenting adalah momen bersama tanpa perlu ke tempat yang mahal.

Saya dan adik dibiarkan tumbuh sesuai dengan bakat dan minat kami. Saya yang tertarik dengan bahasa asing dan menulis, diizinkan mengambil kuliah Sastra Jepang dan aktif menulis hingga sekarang bisa menerbitkan beberapa buku. Adik yang berganti-ganti hobi dari olahraga dan musik, juga difasilitasi dengan alat musik yang ia suka seperti gitar. Orang tua berusaha mendukung hobi tetapi tetap mengawasi pendidikan formal kami dan lingkungan pergaulan.


Itulah hal-hal yang berpotensi merusak hubungan dalam keluarga dan bagaimana cara kedua orang tua saya untuk meminimalisir faktor risiko tersebut Jangan sampai karena ego dan pride yang terlalu tinggi, malah mengganggu stabilitas hubungan, ya. Be wise and love your family wholeheartedly!


2 komentar

Okapi note mengatakan...

setuju banget, jangan suka membanding-bandingkan dengan orang lain..
saya yakin setiap orang memiliki keistimewaan dan kekurangan..

Reffi Dhinar mengatakan...

Bener mbak, kalo dipaksa sama jadinya anak malah stres, itu kata mama saya 😁