Blogger itu adalah profesi yang asyik. Kita
tidak perlu melepas pekerjaan utama di kantor tetapi juga masih bisa menyebut
diri sebagai blogger. Banyak sekali blogger pemula yang memiliki angan-angan
tinggi untuk blognya. Sayangnya, angan-angan itu tidak diikuti pemahaman yang
baik soal apa saja yang harus dilakukan agar blognya berkembang, bagaimana attitude yang baik sebagai blogger, dan
hal-hal lain yang seringkali luput dari perhatian.
Berikut ini beberapa hal yang seharusnya
dihindari oleh blogger pemula.
Bahasa yang Bukan ‘Aku Banget’
Blog adalah media personal untuk kita
menyalurkan ide dan juga gagasan tanpa perlu menunggu lama untuk publish. Sebagai blogger pemula, mungkin kamu membaca banyak blog populer sebagai referensi. Karena merasa jika blog
tertentu meraih banyak pembaca, Anda mulai mencoba meniru gaya bahasa yang
sama.
Masalahnya, gaya bahasa itu apakah sudah cocok dengan
kepribadianmu?
Sebagai media personal, sebaiknya gunakan
gaya bahasa, diksi, dan pilihan kata yang mewakili dirimu sendiri. Misalnya,
walau Raditya Dika mempunyai banyak fans karena gaya bahasanya yang penuh
bahasa gaul dan kocak, kamu tidak perlu menirunya. Kalau kamu lebih nyaman
menggunakan bahasa baku dalam narasi blog, itu bukanlah kesalahan.
Menulislah seperti kamu sedang bercerita. Tidak
ada batasan agar kamu menggunakan bahasa formal terus-menerus. Write the way you talk is easier. Pembaca pun seolah sedang
berbincang denganmu jika pilihan kalimat yang digunakan tidak dipaksakan
dari adaptasi milik blogger lain. Just be
yourself!
Jangan Menulis Tanpa Ada
Poin yang Jelas
Meskipun kamu bebas menulis dengan gaya
bahasa apa saja dalam blog pribadi, perhatikanlah arah tulisan dengan baik. Misalnya, kamu ingin
bercerita soal bagaimana caramu menyikapi patah hati, maka jelaskan secara
runtut dan jelas step demi step yang Anda lakukan dalam tulisan.
Jangan menghabiskan beberapa paragraf untuk menceritakan betapa sedihnya hatimu. Cukup
tampilkan efek kesedihan itu dalam satu paragraf. (Baca Juga: Tips Menjadikan Konten Blog Sumber Rezeki)
Jika kamu menceritakan cerita perjalanan yang
menarik atau acara yang kamu kunjungi, jangan menulis terlalu panjang tentang perasaanmu ketika sedang di tempat tersebut.
Uraikan dengan jelas bagian mana yang menarik, faktor apa yang membuatmu terkesan,
deskripsikan bagaimana lokasi dan suasananya saat kamu di sana. Berceritalah
bebas. Namun, tetap perhatikan hal apa yang sekiranya bisa menarik buat pembaca.
Kurang Riset
Riset sangat penting jika kamu ingin menuliskan artikel yang menyajikan fakta untuk mendukung opini dalam tulisan. Misalnya, kamu mengatakan jika perempuan lebih mudah patah hati daripada pria, darimana kamu bisa menulis seperti itu? Apakah ada studi psikologi yang bisa mendukung
pendapatmu?
Beda halnya jika kamu berbicara tentang
perasaan pribadi, menulis puisi atau fiksi lainnya, maka riset tidak terlalu
menjadi poin utama.
Edit dan Lakukan Riset Untuk Blog (@andrewtneel: Unsplash.com) |
Tidak Mau Mengedit Tulisan
Sebelum
menayangkan tulisan, endapkan tulisan beberapa waktu, minimal 20 menit. Baca berulangkali sampai tidak
ditemukan typo. Jikalau tidak ada typo
dan terlanjur dipublish tetapi dirasa
ada kalimat yang kurang mengalir, jangan malas untuk mengedit ulang. Malas
mereview dan mengedit akan berdampak pada kualitas tulisan. Jangan terlalu sombong
dengan tulisan sendiri, tetapi jangan rendah diri dengan karya sendiri. Jika
sudah merasa pas dari segala segi, posting saja dan share tulisanmu. Menunda hanya membuat keresahan datang
percuma.
(Baca Juga: Tips Menulis Fiksi)
Kurang Sabar dengan Proses
Memang
benar, sebuah blog dengan DA dan PA yang tinggi akan berpeluang lebih besar
untuk mendapat job. Namun, jika sebagai blogger pemula akhirnya kamu terlalu
fokus dengan keuntungan materi sampai menggunakan cara curang seperti artikel
plagiat, tulisan dengan judul clickbait,
SEO yang sembarangan (keyword ada di mana-mana tetapi isi artikel zonk), pasti akan membuat branding blog jelek. Fokuslah pada
kualitas blog dari segi template
hingga konten.
Saat ini, algoritma Google mengutamakan blog yang menyediakan informasi yang berkualitas dan relevan untuk pembaca. Jadi, kamu perlu riset dengan detail agar tidak asal dalam memberikan informasi.
Dari 6
bulan hingga tahun pertama ngeblog, mungkin blogmu belum menghasilkan
apa-apa. Saya dulu hanya fokus untuk berbagi sambil terus membaca blog lain
untuk peningkatan kualitas. Perlahan di tahun kedua mulai dapat job
kecil-kecilan dan blog saya mendatangkan klien yang mengajak bekerjasama.
Memang blog belum memberi penghasilan tetap yang fantastis, tetapi setidaknya
saya lebih bersemangat untuk meningkatkan kualitas tulisan. (Baca Juga: 4 Skill Wajib Content Writer)
Sudah
tahu kan 5 hal yang sebaiknya dihindari oleh blogger pemula? Just write happily and share your link to
the crowd! Oya, kalau kamu ingin tahu cara menjadi content writer dalam 30 hari sampai tahu cara membangun branding di medsos, kamu bisa beli workbook-nya di sini. Hanya 65 ribu saja.
14 komentar
saya kategori kurang sabar mba :(
Terimakasih infonya, bermanfaat sekali bagi pemula seperti saya :)
ditekunkan lagi mas :D
sama2,, semangat terus ngeblognya ya :)
Makasih sharingnya, Mbak... Memang benar sih, sebagai blogger pemula kita memang harus sabar sebelum menjadi yang profesional.
Mbak Ref, keren bgt blogmu. Sebagai blogger yg masih newbie, aku berguru padamu ya.... hehe...
tetep semangat yaaa ngeblognya :)
waah makasii mbak hehe. Keep blogging :D
wuahhh kudu banyak bangettt ini yang aku pelajari.. nggak cuma ngejar da pa aja ya
Makasih ilmunya Mbak Reffi. Sangat bermanfaat buat kami para pemula ini.
yap, improve quality juga yaa :)
sama2 mbak, semoga bisa memberi sedikit pencerahan hehe
Kurang riset dan alay... Ini masalahku
tinggal diperbaiki aja mbk yang kurang hehe
Posting Komentar