Judul
: Supernova – Akar
Penulis
: Dee
Jumlah
Halaman : 256
Tahun
Terbit : Cetakan Keempat, Mei 2013
Penerbit
: Bentang Pustaka
sumber gambar: http://kampungkaryakita.blogspot.com/2012/06/supernova-2-akar-reinkarnasi.html |
Apa yang akan kita
lakukan jika tiba-tiba kita diberi pilihan yang tidak bisa ditolak? Jika memilih
diam, maka sedikit demi sedikit kita akan larut dalam racun kebosanan, atau
bahkan ketika kita ingin menjauh ternyata ada hal penting yang wajib kita gapai
di depan- walau penuh ketidakpastian. Inilah yang ditawarkan Dee dalam seri
Supernova karyanya. Setelah novel perdana yang berjudul Supernova- Ksatria,
Putri dan Bintang Jatuh, Dee mengajak kita untuk bermain dalam dunia
imajinasinya yang absurd, gila namun tidak membuat kita mengernyitkan dahi
melalui perjalanan hidup seorang pria muda botak bernama Bodhi.
Dee membuka jalinan cerita ‘Akar’ dengan potongan kisah
lainnya, mengenai Gio yang berada di Bolivia yang harus menerima kenyataan
bahwa gadis mimpinya, Diva, dikabarkan hilang di pedalaman Amazon. Sedikit tidak
sinkron ketika alur cerita tiba-tiba beralih ke Jakarta pada tahun 2002. Namun,
gaya pembukaan yag sedikit nyleneh
ini tidak menjadi soal karena pembaca akan dibuat lebih penasaran lagi dengan teka-teki
keganjilan tokoh Bodhi.
Bodhi adalah
seorang pemuda tanggung yang tinggal di sebuah kos-kosan sederhana dan berkawan
dengan Bong. Seorang pimpinan punk namun berwawasan luas. Bodhi tidak pernah
tahu asal-usul kelahirannya, yang ia tahu ia ditemukan di depan sebuah vihara
di daerah Malang dan diasuh oleh Guru Liong. Sejak kecil Bodhi harus tersiksa
dengan kemampuan supranaturalnya yang aneh dan seolah mampu menembus dunia
astral.
Bodhi tersiksa dengan kemampuan uniknya itu, sampai pada
suatu hari Guru Liong memintanya untuk keluar dari vihara untuk mencari makna
kesejatian hidup. Perjalanan panjang Bodhi mempertemukan ia dengan banyak
peristiwa ganjil, manusia unik hingga momen membahayakan. Berkat pertemuan
dengan Kell, seorang pria bule yang juga seniman tato, Bodhi diajak untuk
menghadapi ketakutannya sendiri dan belajar mengikuti insting magisnya walau pada
awalnya ia sekuat tenaga ingin lari dan mati.
Dee tak hanya mengajak kita mengikuti perjalanan Bodhi
dalam menantang berbagai kemungkinan tak terduga di hidupnya, pembaca juga diajak
berpetualang di dataran Bangkok, Laos dan Vietnam. Bahkan banyak diselipkan
makna filosofis dari berbagai legenda dan mitos serta fragmen unik tentang
surga penanaman ganja di wilayah Golden Triangle (Myanmar, Laos, Thailand).
Tak perlu mengerutkan alis untuk mencari pesan moral di
novel ini, justru pertanyaan dan misteri yang tersaji di tiap lembar cerita
itulah yang menjadi magnet kuat ‘Akar’. Bagaimana kehidupan seringkali
berlangsung justru di saat kita menjalaninya tanpa perlu banyak berpikir-
tinggal melangkah saja. Kemampuan manusia untuk bertahan hidup, juga berasal
dari bagaimana kemampuan diri mengatasi ketakutan dan berpegang pada tujuan. Bodhi
dan kisah hidupnya adalah sebuah bentuk mimetik dinamika manusia sendiri. Antara
percaya, ketakutan, keterasingan dan keberanian bercampur menjadi satu menuju
satu makna- hiduplah pada hidupmu sendiri.
Tidak ada komentar
Posting Komentar