tag:blogger.com,1999:blog-6657933465437044778.post7011001875577332828..comments2024-03-24T10:01:17.747+07:00Comments on Kata Reffi: Perempuan dan Standar Nilai dari PernikahanReffi Dhinarhttp://www.blogger.com/profile/00481309401428332738noreply@blogger.comBlogger5125tag:blogger.com,1999:blog-6657933465437044778.post-14505939794503346682021-04-22T02:58:02.095+07:002021-04-22T02:58:02.095+07:00setuju dengan tulisan ini, makasih sharingnyasetuju dengan tulisan ini, makasih sharingnyaTira Soekardihttps://www.blogger.com/profile/16631967151038149749noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6657933465437044778.post-46985829988950032862020-09-18T10:24:40.282+07:002020-09-18T10:24:40.282+07:00salam kenaal :)salam kenaal :)Reffi Dhinarhttps://www.blogger.com/profile/00481309401428332738noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6657933465437044778.post-74139411791846926832020-09-13T17:44:12.886+07:002020-09-13T17:44:12.886+07:00Sama sama kak, panjang ya ulasan saya hehehehe. Sa...Sama sama kak, panjang ya ulasan saya hehehehe. Salam kenal ya kakEka FLhttps://www.blogger.com/profile/14702950392829411444noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6657933465437044778.post-21125874706559686382020-09-13T09:31:25.019+07:002020-09-13T09:31:25.019+07:00Wow saya suka sama ulasannya, memang benar bagi pr...Wow saya suka sama ulasannya, memang benar bagi pria yang paham dasarnya, pasti tidak asal menyalahkan perempuan dengan dalil yang mereka pahami dengan kedangkalan pikiran. Seperti Rasulullah dan Ibunda Khadijah, dalam rumah tangga mereka kita diajarkan adanya toleransi, saling menghargai, dan komunikasi. Mereka bahu-membahu dalam memperjuangkan Islam yang artinya Rasulullah menganggap istri tercintanya itu sebagai partner juga yang kualitas pemikirannya setara. Sebelum bertemu Rasulullah pun, Khadijah menjadi saudagar sukses dan suka berdiskusi dengan pamannya yang seorang rabi, tentu tetap dalam koridor yang sopan. Kadang pria dengan mental patriarki tidak membaca sejarah ini, hanya asal tempel hadis dan ayat yang ditafsirkan seenak udel. <br /><br />Makasih atas diskusi bergizinya :DReffi Dhinarhttps://www.blogger.com/profile/00481309401428332738noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6657933465437044778.post-43289539995970084202020-09-11T14:36:42.686+07:002020-09-11T14:36:42.686+07:00halo kak salam kenal,
saya menilai, patriaki sebag...halo kak salam kenal,<br />saya menilai, patriaki sebagai penyebab perempuan cenderung dianggap sebelah mata, tidak boleh berkarir dan tugas nya hanya satu, melayani suami. that's it. ini yang disebut ketidaksetaraan gender. okelah, ibadah perempuan setelah menikah itu memang melayani suami dan keluarga, but it doesnt mean that we must keep silent doing nothing for our self. <br /><br />sayangnya, patriaki ini udah mendarah daging dari jaman dinosaurus diterjang meteor. semua urusan a i u e o di rumah pasti perempuan yang bertanggung jawab, padahal harusnya tidak begitu. di ambil lah hadits yang sepotong dan ayat yang disalah artikan sebagai kayu bakar atas bara api yang dinamakan ibadah. padahal sesungguhnya kan tidak begitu. apalagi bagi mereka yang paham sejarah dan ayat. di islam, tidak ada patriaki. <br /><br />panjang ya bahasannya. hahahahaha<br /><br />yang jelas, isu feminisme dan ketidaksetaraan gender ini emang udah ada dari dulu di seluruh belahan dunia. saya mikir gini sambil termenung, kalo dinegara bule gimana ya? ternyata sama saja, kasus begini ada aja.<br /><br />pilihan menikah atau tidak menikahpun, memang back to her self. gak bisa dipaksakan hanya karena usia. bahkan pilihan pengen punya karir setinggi menara dubai juga boleh-boleh aja. toh dibutuhkan emak yang cerdas dan pintar untuk mendidik anak - anak. bukankah emak itu adalah madrasah paling awal bagi anak-anaknya?<br /><br />yah, kira-kira begitulah, hehehe . udah ah, kepanjangan ntar cape bacanya, hahahaha.<br /><br />salam hangat<br />eka_artjoka<br />Eka FLhttps://www.blogger.com/profile/14702950392829411444noreply@blogger.com