Memberi adalah sebuah kata kerja yang
lebih menyejukkan hati dibanding kata ‘meminta’. Bahkan dalam agama manapun,
memberi pada sesama dalam barang sekecil apapun adalah sebuah perbuatan yang
mendatangkan pahala. Percayakah anda jika memberi dapat menyembuhkan penyakit
hati, mendatangkan keajaiban hingga membantu anda di saat sulit?
Awalnya saya adalah orang yang
sedikit kurang yakin dengan efek menakjubkan dari aktivitas memberi. Bagi saya,
asal rutin memberikan zakat tiap tahun atau memberi infak di masjid dengan
ikhlas, maka pahala akan saya dapat namun efeknya secara langsung tidak terlalu
berpengaruh nyata. Semakin bertambahnya usia, selepas lulus kuliah dan bekerja,
barulah saya tahu satu per satu keajaiban memberi.
Saya beruntung karena memiliki
seorang Ibu yang sellau mengajarkan pentingnya memberi. Ibu yang sering
memberikan hal-hal sederhana seperti pakaian baru untuk tetangga di saat
lebaran atau memberikan kelebihan makanan, selalu nampak bahagia di tengah
hidup keluarga kami yang sederhana. Setelah saya membaca beberapa buku tentang
keajaiban memberi di antaranya “29 Days Giving”, “The Money Magnet”, dan “Giving”,
yang telah mmebius saya hingga serupa ektase, saya mulai meningkatkan kesadaran
untuk melakukan kegiatan memberi sesuai dengan skala kemampuan saya.
Tidak perlu menjelaskannya satu per
satu, yang ingin saya ceritakan adaah secuplik contohnya saja, yang pertama
memberi senyum. Ibu saya selalu mengajarkan untuk bersikap ramah pada tetangga
dan orang yang mengenal diri, minimal memberikan senyum. Benar sekali, dengan
senyum yang hangat, sebuah kekakuan akan mencair. Senyuman yang tulus juga
dapat melumerkan permusuhan. Efeknya saya memiliki banyak kesempatan karena
banyak memiliki sahabat yang bermurah hati memberikannya pada saya. Mungkin akan
sulit jika kita memiliki karakter pendiam dan pemalu. Tidak perlu senyum ke
semua orang, anda cukup memberi senyum saat berbicara pada orang lain terutama
pada orang yang telah membantu kita.
Buku “The Money Magnet”, menjelaskan
jika kita ingin sesuatu misalnya ingin kaya atau mencapai sebuah target, maka
lakukanlah kegiatan memberi dan sampaikan keinginan kita dengan setulus hati. Ada
saat-saat tertentu dimana tubuh akan berada pada gelombang alfa, dan dalam
kondisi itu memintalah setulus hati. Alam akan mencatatnya, terlebih lagi jika
anda melakukan aktivitas memberi. Saya membuktikannya. Satu cerita tentang
keajaiban ini adalah ketika saya sedang ingin menambah uang untuk keperluan
tertentu, saya tertarik untuk memberi donasi kecil pada sebuah taman baca. Ajaib,
belum satu hari berlalu, saya mendapatkan proyek yang lumayan menggiurkan dan
menambah jumlah rekening saya.
Memberi dan bersyukur memiliki
korelasi yang kuat. Kita tidak perlu kaya untuk memberi, kita bisa memberi
pengetahuan, waktu hingga tenaga untuk hal yang kita sukai. Lakukanlah aktivitas
memberi saat hati anda terpanggil. Jangan nekat memberi, jika kondisi diri
tidak memungkinkan, misalnya dana sedang minim tetapi anda nekat menyumbangkan
seluruh penghasilan, padahal anak anda butuh makan keesokan harinya. Memberi dengan
hati dan sesuai dengan kemampuan, akan menumbuhkan kesejukan. Alam akan
mencatat, Tuhan akan mengembalikan lewat beragam bentuk.
Tidak ada komentar
Posting Komentar