3 Hal Keren Milik Perpustakaan Unsyiah yang Bisa Ditiru




Perpustakaan sering dianggap sebagai tempat paling membosankan di dunia. Murid sekolah dan mahasiswa pergi ke perpustakaan jika sedang mencari bahan penunjang tugas atau skripsi. Dulu betapa banyak rekan saya di kampus yang mengaku jika baru menginjakkan kaki di perpustakaan ketika memasuki semester akhir. Saya menyukai perpustakaan karena memang buku adalah cinta pertama sejak kecil, tetapi saya akui jika perpustakaan seringkali memiliki desain membosankan (malah terkesan menyeramkan dengan debu tipis karena jarang dibersihkan), serta penjaga perpustakaan yang jarang tersenyum.

Bagaimana perpustakaan bisa menarik pengunjung jika suasananya suram begitu? Anak kecil saja mungkin akan takut.

Sampai suatu hari saya tahu jika dengan perubahan sedikit saja maka perpustakaan bisa menjadi tempat yang nyaman. Suatu hari perpustakaan kampus saya direnovasi besar-besaran. Setelah penataan beberapa bulan, perpustakaan suram nan membosankan kini berubah seperti outlet di dalam mal. Pendingin udara nyaman, cahaya matahari bebas masuk karena banyaknya kaca, koleksi yang ditata di rak kayu dengan pengkategorian yang tidak rumit. Saya pun terkesima ketika berkunjung di perpustakaan Balai Pemuda Surabaya.

Selain perpustakaan Balai Pemuda tersebut menjadi satu di situs bangunan bersejarah, desain bagian dalamnya juga menarik. Ada bagian untuk anak-anak dan pengunjung bisa berdiskusi. Hanya saja bagi saya sekadar membaca buku, membaca tugas dan diskusi saja kurang cukup. Perpustakaan sebenarnya memiliki potensi lebih besar. Ada banyak hal asyik yang seandainya dilakukan pasti  menarik animo masyarakat untuk berkunjung.

Ternyata setelah saya membaca referensi tentang Perpustakaan Universitas Syah Kuala yang juga disebut UPT. Perpustakaan Unsyiah, pikiran ini serta merta berdecak kagum. Tiga hal utama yang dimiliki perpustakaan kebanggaan Unsyiah ini adalah
·         Fulfiling the Curiosity
·         Boosting Creativity
·         Comfortable Place




Tiga aspek tersebut adalah kunci utama mengapa UPT. Perpustakaan Unsyiah layak menjadi contoh bagi perpustakaan lain.

·         Fulfiling the Curiosity
Rasa ingin tahu adalah kunci. Jelas saja yang namanya fungsi perpustakaan itu adalah menjadi pusat informasi. Koleksi buku di UPT. Perpustakaan Unsyiah berbaris rapi di rak. Menariknya sistem pencarian buku tidak lagi menggunakan daftar katalog tebal.


Penampakan Website Perpustakaan


Dengan koleksi buku ribuan tentu sistem komputerisasi akan sangat memudahkan pengunjung yang ingin tahu koleksi buku tanpa harus mondar-mandir melelahkan kaki. Bahkan kita juga bisa melakukan request untuk pengadaan buku di web resmi perpustakaan. Situs perpustakaan keren Unsyiah ini memiliki profil yang baik dan tidak ribet.

                        Video Unsyiah TV, sampai bule pun nyaman membaca di sini


·         Boosting Creativity



Lewat event Unsyiah Library Fiesta 2019 menunjukkan kepedulian Unsyiah pada dunia kreatif selain soal literasi. Di event ini diselenggarakan kompetisi membuat video, lomba blog nasional sampai pemilihan duta baca. Perpustakaan bisa menjadi tempat hang-out anak muda untuk berkarya. Alangkah senangnya jika perpustakaan lain bisa turut membuat setting ruangan yang nyaman untuk berkomunitas dan berkegiatan. UPT. Perpustakaan Unsyiah memiliki ruangan pertemuan mini yang bisa dipakai untuk pertemuan lengkap dengan proyektor dan layar putih. Sesekali mengadakan nonton bareng dan diskusi film, pemutaran film indie dari dalam negeri hingga mancanegara, atau melakukan bedah buku akan menambah nilai plus. Untuk menjangkau peserta anak-anak, perpustakaan juga dapat menyelengarakan parade cerita anak atau lomba mendongeng. Perpustakaan akan lebih hidup dan fungsinya bila menyentuh lebih banyak lapisan masyarakat.


·         Comfortable Place


sudut untuk membeli kopi

Perpustakaan dan kafe selama ini selalu terpisah menjadi dua hal berbeda. Di UPT. Perpustakaan Unsyiah tidak berlaku. Pengunjung perpustakaan bisa membaca sambil menyesap kopi nikmat layaknya di rumah sendiri. Membaca sambil diskusi bersama teman tak lagi jenuh karena ada kopi, tak perlu jauh-jauh ke outlet kopi mahal demi lifestyle.



Perpustakaan harus mengikuti perkembangan zaman. Sudah bukan eranya lagi duduk diam dengan membaca buku usang hingga mata mengantuk di perpustakaan. Jika tiga hal di atas diupayakan di perpustakaan lain, alangkah asyiknya untuk hang-out berbonus pengetahuan.

4 komentar

Farid Nugroho mengatakan...

Semoga semakin banyak perpustakaan yang demikian.

Sesekali main lah ke perpustakaan UII, hehe...

Reffi Dhinar mengatakan...

hehe semoga bisa semuaa

Tira Soekardi mengatakan...

wah keren ya, mudah2an banyak ditiru perpustakaan lainnya

Reffi Dhinar mengatakan...

iya asyik ini kalau perpustakaan kota lain bisa lebih keren konsepnya :D