Tips Berkomitmen Menulis

Banyak sekali di antara kita yang ingin menjadi penulis seperti para penulis idola kita. Bayangan jika buku kita dikenal banyak orang atau minimal kita memiliki buku yang bisa menjadi personal branding kita, sungguh menarik untuk dilamunkan. Apalagi di media jejaring sosial sudah bertebaran info-info event menulis dan kompetisi yang bisa menjadi wadah eksistensi para penulis, baik yang pemula atau senior. Biasanya sebagai awal, penulis akan bangga dengan dimuatnya karya mereka di buku antologi bersama. Seiring waktu, pasti muncul keinginan untuk memiliki buku solo baik melalui penerbit indie ataupun mayor.

Namun, saat kita mulai menulis, muncul hambatan-hambatan yang sering dijadikan alasan mengapa sebuah buku tidak kunjung selesai. Apa saja hambatan tersebut dan bagaimana cara mengatasinya akan dijelaskan lebih lanjut. Tips di bawah ini sudah sering saya lakukan dan cukup ampuh mengatasi hambatan menulis.




1. Mengusir Malas
Malas, inilah yang sering muncul di awal-awal karir menulis kita. Biasanya saya akan menumpuk buku dari penulis favorit saya dan membayangkan jika justru nama saya yang tercetak di buku itu. Di sini saya menggunakan kemampuan visualisasi. Lalu saya menyeting alarm di ponsel dengan jeda sekitar lima belas menit sekali berbunyi. Dalam jangka waktu lima belas menit, saya akan menulis secepat mungkin, kemudian setelah alarm berbunyi saya akan beristirahat. Saya selingi dengan membaca buku, jalan-jalan sejenak atau sekedar stretching. Tapi hanya dalam waktu sepuluh menitan, kemudian saya menulis kembali dengan jangka waktu lima belas menit.






2. Mengusir Writer's Block
Buntu, bagaimana kalau ide ini sudah mentok dan macet sehingga tidak bisa lancar keluar? Nah, kalau begini coba gunakan strategi menulis tiga kata ala AS Laksana. Saya membuat tulisan dari tiga kata yang tidak pernah berhubungan misal kata kucing, marah, selokan. Atau biasanya menulis puisi dan mengedit foto dengan tulisan kemudian share di instagram, keuntungannya bisa menambah kawan penulis puisi dari mancanegara lho karena saya sering menulis dengan bahasa Inggris di instagram. Membaca, ngemil, cuci muka atau mandi jika memang belum mandi. Ha, ha, ha ini serius karena dengan menyentuh air maka stres bisa mencair. Bisa juga berwudhu dan solat bagi yang muslim.

3. Maksimalkan Gadget dan Buku Agenda
Sibuk adalah alasan yang sering dikemukakan para penulis mengapa tulisannya tidak selesai. Saya juga punya kesibukan yang lain karena sekarang saya bekerja sebagai penerjemah bahasa Jepang di sebuah perusahaan swasta. Jadi saya menulis di sela waktu istirahat, pagi hari setelah subuh atau satu jam sebelum tidur. Mencatat ide di gadget atau buku agenda.

4. Perluas Networking Kepenulisan
Memiliki kawan-kawan sesama penulis dan mengikuti satu komunitas juga sangat saya anjurkan. Saya biasanya akan termotivasi dengan prestasi rekan penulis, mengikuti event literasi dan juga informasi soal dunia tulis-menulis bisa diperoleh lebih cepat. Info seperti lomba menulis atau proyek menulis bersama akan memantik semangat menulis. Tantanglah diri untuk mau berkompetisi dan jangan putus asa atau minder meski masih terhitung penulis pemula. Mintalah kritik dan saran pada teman yang mau menjadi pembaca pertama.


Nah, itu beberapa tips dari saya bagaimana cara mengatasi hambatan menulis yang sering dialami penulis pada umumnya. Ada yang punya cerita dan tips lain? Yuk share di kolom komentar ya ^_^




4 komentar

lapakmedan mengatakan...

Dari yang ketiga tips ini yang paling susah itu yang kedua , sering sekali buntu ketika dapat ide awalnya :( .. beru saran dong kak..

gina hendro mengatakan...

yang paling sulit, melawan kemalasan... kuncinya sih "NO EXCUSE"... hehehe *gampang diucap, berat dilaksanakan..hiks

Reffi Dhinar mengatakan...

coba strategi tiga kata yuk,,abis ini aku coba olah tipsnya ^_^

Reffi Dhinar mengatakan...

harus tega pada diri sendiri :D