Ada Apa Dengan Cinta? Ada Apa Dengan Satu Purnama?

Orang-orang  yang sedang dikuasai hormon feromon, seringkali mengalami delusi. Harga diri meningkat, merasa diri paling hebat, sampai akhirnya mudah mengobral ikrar demi menarik simpati si pujaan hati.

Adalah Rangga, tokoh dingin dan apatis dalam film fenomenal Ada Apa dengan Cinta, terjerembab juga dalam pengucapan janji yang mengambang selama dua belas tahun. Ia berjanji akan kembali dalam satu purnama, tetapi sampai tahun berganti pun ia tak juga kembali menemui Cinta.

Mengejar mimpi masa muda memang lebih baik, ketimbang bergalau ria karena seseorang yang belum menjadi pasangan hidup dalam ikatan pernikahan. Masalahnya, jika cinta sudah merajalela, siapa saja bertranformasi menjadi hamba sahaya perasaannya. Itu pula yang dialami Cinta.

Toh, meskipun sempat mengacuhkan pesan Rangga yang ingin bertemu lagi dengannya, pada akhirnya Cinta mengenyampingkan amarahnya dan menemui Rangga di bandara. Janji yang dianggap kadaluarsa masih punya mantra ajaibnya.

Ya, wanita dan sensitivitasnya. Jika seseorang sudah terpatri dalam hati, akan sulit menghapusnya. Misalnya Cinta tetap menolak hingga Rangga pergi, pasti rasa penasaran akan terus mengganggu.

Apakah cinta harus mengalami fase perpisahan sebelum hidup ini stabil? Tak ada yang tahu. Cinta adalah misteri yang sama kokohnya dengan kematian. Luka dan bahagia itu bukan karena cinta, tetapi karena kita masih menggantungkan harapan pada manusia itulah  yang memancing kecewa.

Janji itu komitmen. Jangan berkata akan kembali dalam satu purnama, bila nyatanya gagal, bagaimana?

Berjanji saja semampunya. Tepati sebisa mungkin. Kejar lagi pujaan hati dengan sopan dan tetap dalam koridornya

Tidak ada komentar