Survivor

Seorang survivor selalu dianggap sebagai pahlawan, minimal untuk dirinya sendiri. Mendengar kata survivor identik dengan orang-orang yang berhasil melewati saat-saat tersulit di hidup mereka atau hambatan yang sangat rumit dengan penuh perjuangan. Seorang survivor memang bukanlah orang-orang sembarangan, namun tiap orang bisa menjadi seorang survivor. Selain itu didunia yang semakin memihak pada praktek kapitalis serta serba hedonis ini, bisa tetap survive agar tidak kandas adalah hal wajib.

Kita semua pasti pernah berada di saat-saat tersulit dalam hidup. Kadar beban dan kesulitan bagi tiap orang itu berbeda. Seorang mahasiswa tingkat akhir mungkin menganggap tekanan skripsinya adalah sebuah perjuangan hidup mati, seorang ayah akan mengalami tekanan hebat di saat menerima pemutusan hubungan kerja di kantornya, atau seorang anak rantau yang harus memikirkan bagaimana cara membayar tunggakan kos sekaligus beban kerja yang tak sesuai kemampuannya. Agar bisa survive ada beberapa hal yang harus  harus kita miliki.

Kreativitas adalah satu hal yang harus kita punyai agar bisa tetap survive. Memanfaatkan apa yang kita miliki dan memaksimalkan kemampuan ita sendiri, akan membantu meringankan masalah. Misalnya, jika kita sedang kekurangan dana untuk skripsi dan biaya kuliah karena orang tua sedang mengalami kesulitan keuangan, maka kita tidak boleh diam saja. Lihat peluang bisnis sampingan yang bisa kita lakukan. Seperti pengalaman saya sendiri di masa tugas akhir, saya berusaha mencari dana  untuk biaya skripsi dan wisuda meski orang tua sudah mempersiapkan dana. Hasrat pribadi untuk membantu orang tua sangat besar karena adik akan masuk perguruan tinggi yang tentunya menelan biaya tak sedikit. Karena mengambil kuliah jurusan bahasa Jepang, saya bekerja paruh waktu sebagai penerjemah lisan dan tertulis, mengambil job menulis artikel freelance serta sibuk menulis novel perdana untuk lomba. Alhamdulillah, dibantu dengan beasiswa yang saya peroleh, biaya skripsi, bimbingan, ujian hingga wisuda bisa saya tanggung sendiri.

Keberanian adalah modal berikutnya agar kita bisa survive. Jangan batasi diri dengan kalimat negatif yang menyesatkan pikiran. Siapapun bisa mengatasi masalahnya asal mau melihat dari perspektif yang berbeda. Jika merasa tidak sanggup pun, kita harus ingat jika masih ada orang-orang tersayang yang akan siap membantu kita. Yang kita butuhkan tak hanya berani bersikap tetapi juga berani berbicara pada mereka. Berbicara di sini bukan berarti mengeluh, tetapi jujur mengakui apa yang sedang kita hadapi karena bisa jadi orang-orang terdekat yang lebih tua akan memberi solusi sesuai dengan pengalaman hidup mereka.

Yakin pada Tuhan. Apapun yang kita lakukan tentu tak lepas dari campur tangan Tuhan. Sehancur-hancurnya diri kita, seberat apapun masalah yang menghadang, kita tak pernah sendirian. Melarikan diri dari masalah apalagi mengambil cara bodoh seperti bunuh diri adalah pertanda kelemahan manusia. Bekas luka setelah masalah teratasi adalah medali kita sebagai survivor. Bukan gagal atau berhasilnya yang menjadikan seseorang hebat, tetapi bagaimana seseorang itu bangkit dari keterpurukan. 


image source : donstuff.wordpress.com
 

Tidak ada komentar