Bangga Dengan Perbedaan

Kegagalan paling menakutkan adalah takut menjadi diri sendiri. Betapa banyak orang-orang yang berusaha menyenangkan orang lain hanya agar bisa diterima dan juga tidak terabaikan. Padahal, sejak mereka belajar menjadi orang lain, maka dimulailah awal penyiksaan diri perlahan-lahan.

Lantas bagaimana jika kita tidak bisa menjadi diri sendiri atas tuntutan orang yang sangat kita sayangi? Coba telaah lagi, apa tuntutan mereka memang untuk kebaikan kita atau hanya sebagai pemenuhan egoisme mereka sendiri?

Ada kawan saya yang berhenti menulis hanya karena ingin memenuhi keinginan orang tuanya untuk menjadi ahli ekonomi. Ada teman saya lainnya yang selalu boros uang hanya untuk memperbagus penampilan dan lalu supaya diterima lingkungannya. Pertanyaan saya, bisa tahan sampai berapa lama?

Adaptasi untuk menyesuaikan diri dengan norma masyarakat dan keyakinan agama kita, tentu sangat baik untuk diri kita. Tetapi jika perubahan dilakukan hanya untuk menyenangkan orang lain, apakah rasa kasih mereka benar-benar tulus?

Mimpi, visi dan prinsip hidup, hingga kekurangan adalah keunikan dari Tuhan. Kita butuh orang lain untuk mengingatkan jika kita berlaku salah, namun kita juga perlu orang lain yang mampu membuat kita tidak malu untuk mencintai diri sendiri. Berbeda itu bukanlah kutukan.

Tidak ada komentar