Ingat saat zaman SD dulu? buku harian banya dibeli anak-anak
karena jenis dan juga koverya yang lucu serta unik. Buku harian berwarna cerah
dengan motif kartun dan juga bergembok, sedang ngetrend di masa dulu. Bahkan saya
dan kawan-kawan pun memiliki buku harian masing-masing yang berbeda warna. Buku
harian seolah menjadi salah satu barang penting sama dengan kertas file atau memo
yang banyak macamnya.
Yang menarik adalah, tidak semua kawan-kawan saya semasa
kecil mengisi buku hariannya dengan cerita-cerita keseharian. Sebagian mengizinkan
kawan-kawan sekelas untuk menuliskan biodata pribadi, sampai makanan dan
minuman favorit serta pesan dan kesan untuk si pemilik buku harian. Ada juga
yang memilih untuk menuliskan di buku agenda atau kertas file di dalam binder. Kalau
saya sudah mulai menuliskan banyak hal di buku harian. Bahkan lucunya,
aktivitas menulis buku harian tersebut bertahan hingga SMU.
Tak terasa, banyak manfaat yang saya rasakan semenjak aktif
menulis di buku harian. Makanya menuis buku harian sebaiknya menjadi kebiasaan
sehari-hari.
1. Menulis
untuk curahan hati
Masa kecil hingga remaja
pasti memiliki banyak cerita yang menarik untuk dituliskan. Saya merasa sangat
terbantu dengan menuliskan kekesalan dan juga amarah di buku harian. Menulis membuat
perasaan kesal menjadi lebih lega. Curhat pada sahabat memang baik, tapi bisa
jadi mulut seseorang tidak bisa dipercaya, makanya curhat lewat tulisan di buku
harian itu jauh lebih aman.
2. Catatan
kenangan di masa depan
Tanpa harus memotret satu
per satu kenangan berkesan atau menyebalkan di masa lalu, saya bisa membaca
kembali kejadian dahulu lewat buku harian. Saya akan tertawa saat membaca
cerita pertama kali jatuh cinta di masa remaja. Bagaimana sensasi berdebar itu
itu dimulai, malu-malu, sampai pahitnya patah hati. Kadang ada coretan asal
dimana saya hanya menuliskan nama orang yang tidak saya sukai. Puisi-puisi
romantis yang menjadi bentuk pelampiasan kerinduan pada seseorang, hingga berganti
orang lagi, mungkin sudah lapuk di ingatan tapi menjadi kenangan lucu di masa
mendatang. Saya bisa tahu jika kesusahan di masa lalu tetap bisa dilewati.
![]() |
sumber gambar: mycardous.com |
3. Latihan
untuk menulis lebih terstruktur
Secara tidak langsung,
hobi menulis di buku harian membuat saya belajar untuk menulis secara runtut. Coretan
yang awalnya hanya berupa curhat, makin lama makin berkembang menjadi rangkaian
opini, esai pendek, dan cerita pendek. Saya juga bisa praktek menulis dalam
bahasa Inggris di buku harian. Hal ini menjadi dasar yang bagus buat saya di
masa kini dimana menjadikan menulis sebagai pekerjaan sampingan.
4. Menyehatkan
pikiran serta perasaan
Karena menuliskan
perasaan keruh lewat tulisan, maka efek sampingnya adalah perasaan lebih lega
dan juga pikiran pun fresh. Tak jarang saya malah menemukan solusi untuk
pemecahan masalah saya sendiri setelah menulis di buku harian. Misalnya saat
sedang patah hati, maka saya menuliskan puisi atau catatan perasaan di buku
harian. Setelah membaca berulang kali, saya jadi semakin sadar, mengapa harus
lelah berlama-lama bersama orang yang tidak menghargai keberadaan saya? Perlahan
catatan sedih itu malah menguatkan saya dan mengingatkan agar tidak kembali pada
orang yang sama dan juga belajar lebih kuat.
(Baca Juga: Menulis Telah Menumbuhkan Keberanian)
5. Kumpulan
ide
Buku harian bisa dijadikan
tempat menampung ide-ide. Saya biasa menuliskan dengan segera ide tulisan di
buku harian sebelum mengolahnya menjadi tulisan yang lebih panjang. Ingatan manusia
ada batasan, maka mencatat adalah hal yang baik agar ide tidak menguap percuma.
Beragam manfaat
dari menulis buku harian juga saya imbangi dengan membaca berbagai genre buku.
Kalau belajar menulis fiksi, saya banyak membaca buku dari pengarang favorit. Jika
tertarik penulisan buku nonfiksi, saya merekomendasikan anda untuk mengunjungi TipsMenulisBuku.com. Di blog
tersebut, anda akan mendapatkan kiat-kiat menulis buku nonfiksi berkualitas
seperti mencari ide buku, riset referensi, membuat kerangka buku, dan membuat
judul buku yang menarik. Mari budayakan menulis sejak dini dimulai dengan menulis
di buku harian.
Tidak ada komentar
Posting Komentar