Perjalanan Novel ‘Three’ Menjadi ‘Secret Heart’


Banyak dari beberapa kawan saya yang mempertanyakan alasan novel Three berganti judul menjadi Secret Heart. Apakah judul novel saya yang lama itu tidak bagus? Dan kenapa sampai harus berganti kover segala? Nah, menghimpun pertanyaan-pertanyaan yang berseliweran tersebut, saya akan menjelaskannya lewat postingan singkat ini.

Novel saya yang menjadi karya novel ketiga, sekaligus karya solo saya yang kelima ini memang terbilang berbeda perjalanannya dibanding dengan saudara-saudarnya yang lain. Awalnya, draft pertama ‘Three’ diikutkan dalam lomba Bulan Narasi yang digagas oleh NulisBuku.com. Hasilnya saya kalah. Kekalahan tersebut membuat saya sempat melupakan kisah Kinanti, Marko dan Bintang di bagian folder laptop. Sampai saya menerbitkan naskah lainnya, dan berhasil meraih juara harapan 1 dalam event novelet penerbit Story Club, maka niatan untuk menerbitkan Three kembali menyeruak. Novelet saya yang berjudul Afraid dan sudah terbit bersama dua naskah favorit lainnya di dalam buku Police’s Secret terbitan Story Club juga, menjadi tiket untuk munculnya naskah Three ke permukaan.

Mendapat voucher penerbitan sebagai salah satu hadiah para finalis sekaligus semua peraih label juara adalah kebahagiaan tersendiri bagi saya. Three yang sudah teronggok hampir dua tahun akhirnya terbit dengan kover seorang gadis bermata sedih di bawah hujan yang membasahi tubuhnya. Sebenarnya kover ini cukup manis, namun banyak yang salah mengira jika isinya hanya berupa kisah drama remaja biasa.

Novel saya yang satu ini relatif lebih berat ceritanya dibanding novel Triangle’s Destiny yang sudah lebih dulu terbit dan meraih predikat 10 karya terbaik di sayembara AGPressindo. Seorang anak perempuan yang mencari dalang kematian ibunya juga harus berhadapan dengan dua orang pemuda dengan perbedaan latar belakang. Marko dan Bintang punya motivasi sendiri untuk mendekati Kinanti, dan salah satu di antara mereka memiliki hubungan dengan orang yang menyebabkan ibu kandung Kinanti tewas.

Novel ini bukanlah drama kriminal, namun konflik dan intensitas karakter masing-masing tokoh sangat digambarkan secara detil. Untuk itulah saya menggunakan sudut pandang tiga tokoh utama dengan suaranya masing-masing. Seperti halnya novel saya yang lain, saya menyukai teka-teki, konflik psikologi dan juga twist yang tidak klise di kisah Kinanti. Dan di pergantian kover yang baru, saya dan editor saya yang kece, Mbak Lindsay Lov, sepakat untuk mengganti judul serta kover Three menjadi Secret Heart supaya lebih mewakili isi cerita yang memang cenderung suram.

Bukan berarti suram namun tidak ada romantisnya. Justru campuran rasa di novel ini akan membuat emosi naik turun. Semoga Secret Heart bisa mendapat tempat di hati para pembaca karya saya dan juga yang baru mau membaca. Yang mau pesan, bisa inbox di fb Reffi Dhinar.

Tidak ada komentar