Judul
: Normal is Boring
Penulis
: Ira Lathief
Jumlah
Halaman : 138 halaman
Tahun
Terbit : Cetakan ketiga, Februari 2013
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Kreatif dan
asyik, itulah kesan yang bisa saya tangkap dari buku nyentrik ini. Ira Lathief
memberi sebuah kesegaran pada dunia buku motivasi, tidak lembar halaman tebal
untuk membuat pembaca tertarik menyelaminya. Dalam bekerja dan berkompetisi di
dunia yag sangat keras seperti saat ini, sifat kreatif penting dimiliki agar
kita mecapai kesuksesan dengan cara yang revolusioner.
Buku ini diberi banyak ilustrasi menarik dengan quote yang dicetak besar hampir satu
halaman. Kalimat-kalimat yang segar sekaligus menampar, membuat pembaca merenung,”Oh, ternyata cara berpikir saya terlalu
kuno ya.” Pembukaan bab yang cukup romantis di halaman 16, menceritakan
tentang seorang pemuda asal Petaling Jaya, Malaysia bernama David Tan yang
melamar kekasihnya dnegan cara anti-mainstream.
Pemuda kreatif tersebut, membuat iklan yang dipasang di billboard raksasa jalan tol. Tentu saja wanita yang mendapat perlakuan
segila dan seromantis itu akan sulit menolak pinangan kekasihnya. Pelajaran pertama
dari menjadi kreatif, kita harus berani bertindak gila dan mendobrak batas.
Kreativitas tak harus dilakukan dnegan cara yang
fenomenal. Justru pola pikir yang tak biasa itu dapat ditumbuhkan mulai dari
hal-hal terkecil. Coba anda buka halaman 82 dan 99. Di kedua halaman tersebut
diceritakan tentang dua hal kecil yang seringkali luput dari perhatian orang
lain, namun justru setelah dilakukan nyatanya memiliki efek yang berkesan. Di halaman
82, diberikan contoh membuat CV yang menarik. Tulisan monoton seperti pakem CV
pada umumnya, sama sekali tidak digunakan. Tentunya disesuaikan juga dengan
latar belakang perusahaan atau instansi yang dituju. Mulai dari desain dan gaya
bahasa yang menarik dari sebuah CV, dapat mempromosikan jati diri kita. Di halaman
99, diceritakan bagaimana sebuah bentuk unik dari kartu nama yang bukannya persegi
membosankan tapi berbentuk boneka, membuat seseorang menjadi tidak mudah
melupakan si pemilik kartu.
Sesungguhnya menumbuhkan cara berpikir kreatif itu
mudah. Buku ini menekankan agar kita tetap memberi ruang khusus bagi jiwa
anak-anak, walaupun usia terus bertambah nantinya. Rasa ingin tahu yang besar
dan tidak pernah merasa cukup membuat anak-anak akan terus mengamati
lingkungannya dan membuka jalannya ide-ide baru. Pemikiran dewasa kita yang
sering menganggap gaya berpikir anak-anak tak rasional itulah yang membunuh
jiwa kreatif dengan sendirinya. Hanya dengan membalik sudut pandang dan gaya
berpikir, maka semua kesulitan dan mindset
negatif pun dapat berubah. Sebuah klinik kesehatan di daerah Menteng, Jakarta,
membuat inovasi kreatif dengan menamai tempatnya sebagai “Rumah Sehat” bukannya
rumah sakit. Nah, baru terpikir bukan, jika kata “rumah sakit”, rupanya
menancap di otak kita sebagai tempat berkumpulnya orang sakit. Kata “Rumah
Sehat” lebih nyaman diresapi, di pikiran akan terbentuk anggapan jika sesudah
berobat maka tubuh akan menjadi sehat bukannya menjadi sakit. Cuplikan cerita
ini bisa disimak di halaman 72.
Resep kreatif yang dirumuskan dalam buku ini antara
lain, jadilah kreatif, berbeda dan tak takut untuk terus mencoba hal baru. Justru
ketika kita stagnan di zona nyaman, maka ide-ide kreatif akan sulit mengalir
keluar. Sebuah hal kecil yang dipikirkan dengan kreatif, dapat memberi dampak
yang besar. Coba bayangkan jika anda menerapkan cara berpikir out of the box dalam berbisnis dan
berkarya, bukan tak mungkin jika sebuah masterpiece
akan lahir dari tangan dan otak kita. Selalu jaga sikap ingin tahu dalam
hal positif, tumbuhkan jiwa anak-anak dalam berpikir kreatif, dan jadilah
berbeda. Karena normal-normal saja itu membosankan.
1 komentar
Bener juga sih.
Keren nih buku kayanya :v
Posting Komentar