4 Langkah Menulis Bab Pertama yang Memikat Pembaca


4 LANGKAH MENULIS BAB PERTAMA


Menulis bab pertama biasanya membuat kalut penulis, termasuk saya. Outline sudah rapi, premis sudah mantap, tetapi ketika akan masuk ke langkah awal menulis ceritanya, mendadak writer’s block melanda. Waduh gimana nih? Jadi inilah 4 langkah menulis bab pertama yang mungkin bermanfaat buat kalian ya.

Oya menyusun bab pertama yang memikat tentu menjadi hal yang perlu diperhatikan. Umumnya penerbit meminta proposal naskah novel penulis berupa sinopsis, outline, dan beberapa bab pertamanya. Bayangkan saja kalau dari bab 1 ternyata tulisan kita bikin ngantuk, pasti nggak asyik tuh. Dan semua tips ini tidak harus digunakan menjadi satu. Kalian bisa pilih salah satu sesuai dengan ide yang ingin ditonjolkan. (Baca juga: Cara Optimasi Blog Lewat Twitter)


1. Perkenalkan gambaran karakter utama dengan cara menarik

Bab satu ini harus menunjukkan pengenalan karakter utama dengan jelas. Cara mengenalkannya tentu bukan dengan merinci nama lengkap, umur, hingga tinggi badan. Berikan gambaran aktivitas yang sedang dilakukan. Bisa jadi dengan apa yang ia lamunkan atau percakapan yang ia katakan dengan tokoh pendamping.

4 Langkah Menulis Bab Pertama


Contoh 3 paragraf pertama di bab 1 novel Red Thread

Laki-laki itu muncul dari sudut keheningan yang tidak kuketahui. Musik yang mengalun lembut di dalam kafe, membuatku sadar jika suara langkahnya sama sekali tetap saja kalah dengan instrumen piano yang muncul dari tekanan jari seseorang. Pianis yang sedang memainkan sebuah tembang lawas populer berjudul ‘Boulevard’, membuat malam semakin gigil dan juga ngilu dalam keheningan.

Aku sama sekali tak bisa menyembunyikan degupku yang sedikit tak waras.

Aku menyebutnya tak waras, karena belum sebulan aku patah hati, tetapi mengapa aku bisa tiba-tiba berdebar hanya dengan mendengar suara langkah kaki khas laki-laki yang sedang berjalan ke arahku?

Jadi si tokoh utama sedang mengamati orang yang masuk ke kafe, kemudian hatinya berdebar. Jika bukan novel romance, coba ceritakan si tokoh sedang berada di mana. Menuliskan apa yang sedang menjadi bahan pikiran si tokoh utama menjadi alternatif menarik.


2. Berikan gambaran konflik yang harus dihadapi karakter utama

Tidak perlu menjelaskan secara utuh konflik cerita di bab pertama karena ini nanti masuk di bagian pertengahan. Ceritakan saja bagaimana si karakter mengalami masalah yang nantinya akan berkaitan dengan konflik yang lebih besar. Misalnya, si tokoh yang tinggal di kerajaan penuh konflik sementara tokoh ini sangat ingin mengekspos kesalahan si Raja, maka watak mereka bisa berpotensi membawa masalah. Ini juga bagus untuk memberikan gambaran sifat si karakter utama.


3. Tulis dengan menggunakan kelima indra

Sebenarnya ini berlaku untuk semua bab. Usahakan untuk menulis  menggunakan panca indra. Jangan hanya mendeskripsikan dengan satu kata sifat. Untuk mendeskripsikan seseorang sedang marah, cobalah menuliskan bagaimana si karakter itu mukanya memerah dan bicara dengan nada tinggi. Ketika ingin menggambarkan seseorang yang sedang kasmaran, bisa juga tuliskan tentang tingkah laku yang menunjukkan emosinya. (Baca juga: Podcast Tips Penulis Produktif)

4 Langkah Menulis Bab Pertama


Contoh:

Arin duduk melamun di atas ranjang. Sudah jam 12 malam tetapi ia belum juga bisa memejamkan mata. Bibir tipisnya terus menyunggingkan senyum. Ia melihat ponselnya berulang kali. Dibaca ulang pesan dari Arga, kakak kelasnya.

“Arin, aku kangen. Besok aku mau ngomong sesuatu ya.” Itulah pesan dari Arga yang membuat jantung Arin kebat-kebit tidak karuan.


4. Jangan membuat adegan klise

Sebisa mungkin hindari adegan klise yang terlalu sering digunakan sebagai pembuka cerita. Beberapa adegan yang menurut saya klise antara lain:

  • Adegan jam beker berdering: adegan yang dimulai dengan dering jam beker adalah adegan yang membosankan. Dulu sering saya temukan di naskah teenlit (dan saya juga sering melakukannya di awal menulis fiksi, hehe). Untuk pemula, tulislah apapun yang kalian suka, tetapi semakin bertambah jam terbang maka buat sekreatif mungkin.

    Jika ingin membuat adegan tokoh di pagi hari, bisa saja ceritakan bagaimana posenya ketika tertidur, apakah sedang bermimpi, apakah ada teriakan dari orang tua atau keluarga yang membangunkan. Eksplorasi setting juga bagus untuk pembuka.

  • Kalimat tentang cuaca yang membosankan: deskripsi mengenai cuaca juga menjadi salah satu alternatif bab pembuka. Hindari menggunakan pembuka semacam ini,

Matahari bersinar terik, Teletubbies keluar dari rumah. Bunga-bunga bersemi indah.

Akan menjadi berbeda jika ditulis seperti ini;

Ketika Teletubbies keluar rumah, mereka menutup mata karena matahari sudah merangkak tinggi. Baru berdiri beberapa menit di luar saja sudah membuat keringat mengalir.

  • Bab awal permulaan kegiatan terlalu runtut: tokoh digambarkan baru bangun lalu mau pergi kuliah, kerja, kemudian sarapan dan bertemu keluarga. Permulaan bab bisa diambil dari kegiatan pagi hari tokoh, tetapi bisa jadi dia sedang memasak, mendengarkan musik, atau malah sudah di kantor dan sekolah.


Inilah 4 langkah menulis bab pertama yang memikat pembaca. Adakah ide lain dari kalian? Bagi di kolom komentar ya. 

4 komentar

Blog ietha jannah mengatakan...

makasih kak reffi share langkah-langkahnya.

bismillah semoga bisa diterapin.
otw insya Allah segera kirim bab 1 nya kak.

Tira Soekardi mengatakan...

makasih sharingnya

Reffi Dhinar mengatakan...

Iyaa makasih udah mampir

Iqsal Anaqi Santosa mengatakan...

Terima kasih kak atas sharing ilmunya, saya juga baru mulai menulis lagi.