Tiap malam yang singgah
Pikiranku dipenuhi tanya
Bulan yang elok itu
Sebenarnya serasi
Bersanding dengan mentari
Tercermin pada pantulan air
Bulan sungguh sepi
Sendiri mengindahkan gelap
Sebelum fajar meninggi
Mentari pun tiada sangsi
Iri pada kesejukan Bulan
Sesekali ingin pasrah
cuti sehari menerangi pagi
Akulah Bulan
Satelit Bumi yang menunggu sinarmu
Matahariku
Mari berotasi dalam poros hati seirama
Cukup di sisiku
Menghabiskan jatah waktu
Revolusi tanpa nama
Kau
Aku
Melebur menjadi satu buku
Bulan dan Mentari yang padu
Tidak ada komentar
Posting Komentar