Menunggu 'Bisul' Pecah pada 9 Juli 2014

Saya bukanlah seorang pengamat politik dan sama sekali tidak tertarik dengan politik. Tetapi mengingat hari ini sedang seru-serunya teman di jejaring sosial membahas acara debat capres, membuat tangan saya gatal untuk sekedar membagikan catatan sederhana ini. 

Pilpres tahun ini saya rasa menjadi pilpres paling panas di era demokrasi. Masing-masing kubu, baik pasangan capres nomor urut 1 dan 2, berbagi visi misi serta berusaha menjawab habis pertanyaan-pertanyaan debat. Saya tidak tahu persis jalan ceritanya, karena saat acara debat berlangsung, saya sedang menyelesaikan tulisan. Cukup sulit menentukan mana calon pasangan presiden dan wakil presiden terbaik. Masing-masing memiliki barisan pengagum yang cukup militan. Kelebihan bersanding seimbang dengan kekurangan.

Jika pasangan capres nomor urut 1 disinggung perkara HAM di tahun 1998, barisan pembenci pasangan capres nomor urut 2 mengungkit keterlibatan pimpinan parpol berlambang banteng moncong putih dalam mengatur capresnya dan janjinya sebagai gubernur ibukota. Kesamaannya, keduanya sama-sama disinggung dengan peristiwa yang dianggap sebagai poin kelemahan mereka.

Ibaratnya, persaingan antar pasangan capres seperti menjadi semacam bisul. Semakin dekat waktu pemilu, bisul itu akan semain membesar dan terasa sakit. Saya kagum dengan kekuatan psikologis masing-masing pasangan capres. Black campaign dari ratusan bahkan ribuan akun jejaring sosial palsu, telah menghujat mereka habis-habisan atau sebaliknya, memuja berlebihan.

Siapa yang akan saya pilih? Itu rahasia. Yang paling utama, janganlah gara-gara mendukung capres berbeda, kita bertengkar dengan keluarga atau ngambek dengan sahabat dan pasangan.Siapapun yang terpilih nanti, harus kita terima dengan legawa. Sampaikan aspirasi dengan kalimat santun. Masyarakat tenang saja. 'Bisul' pecah itu akan meletus pada 9 Juli 2014 nanti. Tetap berpikir positif. Semoga pemimpin negara nanti akan lebih tegas dan adil dalam menjalankan tugasnya. Masyarakat sedang menunggu Sang Ratu Adil.

Tidak ada komentar