Menemukan Indonesia, Perjalanan Cinta Tanah Air Panji Pragiwaksono


Judul Buku : Menemukan Indonesia
Penulis : Panji Pragiwaksono
Jumlah Halaman : 282 halaman
Tahun Terbit : Cetakan ke-1, Maret 2016
Penerbit : Bentang Pustaka

Barangkali jika membaca judul tulisan ini, anda akan membayangan jika stand up comedian tersohor Panji Pragiwaksono, sedang melakukan perjalanan keliling Indonesia. Kalau anda berpikir demikian, maka hal tersebut adalah kesalahan. Panji justru melakukan perjalanan keliling dunia bersama rombongannya selama setahun demi melakukan pekerjaan sebagai komika sekaligus poject kontemplatifnya mengenai perbandingan Indonesia dengan negara-negara lain.

Berawal dari candaan iseng setelah eventnya ‘Mesakke Bangsaku National Tour’ selesai dengan sukses di awal 2013, Panji berkeinginan jika suatu hari ia dan timnya dapat berkeliling dunia melalui stand up comedy. Rupanya candaan iseng itu terus menempel di kepala Panji yang memang selalu dipenuhi ide-ide kreatif. Lewat buku ini, kita akan diajak untuk memahami bagaimana perjuangan menggapai impian, indahnya kerjasama, bagaimana beradaptasi dengan budaya dan cuaca negara lain yang berbeda-beda dan juga suka dukanya.

Setelah pontang-panting mencari sponsor untuk tiket dan juga akomodasi menuju negara-negara yang akan ia kunjungi, Panji juga menceritakan tips untuk mempersiapkan perjalanan panjang ke luar negeri. Tim kecil yang mendukung Panji sangatlah solid sampai-sampai Panji merasa jika mereka lebih repot ketimbang dirinya yang hanya diminta fokus tampil prima di depan penonton. Pembaca akan ikut ketika membaca seorang komika besar sekelas Panji Pragiwaksono sangat menghargai tim kecilnya.

Berlanjut ke halaman-halaman berikutnya yang menceritakan Panji dan kawan-kawan tur ke 20 kota, 8 negara, 4 benua selama 365 hari. Detil ceritanya akan memanjakan kita dengan banyak keberagaman asing yang diulas dari sudut pandang khas Panji. Secara garis besar, Panji akan membahas dari segi infrastruktur negara, berlanjut ke potensi wisata yang ada di sebuah tempat, tempat belanja dan kuliner serta transportasinya. Item-item tersebut tidak terlalu jauh berbeda dengan buku traveling lainnya. Yang membuat berbeda adalah bagaimana Panji merenungkan apa yang ia temukan di sebuah tempat asing lalu membandingkannya dengan Indonesia.

Ada hal-hal positif yang dapat diadaptasi oleh negara kita, misal trasportasi yang maju dan juga bagaimana penduduk bisa sangat disiplin dalam mematuhi aturan. Contohnya Singapura yang terkenal sebagai negara dengan seribu aturan. Kebebasan dikekang dalam sebah aturan. Tetapi warga Singapura terbukti bisa lebih maju  meski di kacamata orang Indonesia mungkin negara mereka terlalu ketat aturannya.

Atau bagaimana kota sebesar dan semaju Beijing yang memiliki perkembangan di bidang teknologi serta industri ternyata memiliki masalah soal kebersihan. Penduduk Beijing dan beberapa kota besar lain di daratan Cina, terkenal memiliki level kejorokan yang sudah melewati batas. Bisa ditemukan kotoran manusia di jalanan bahkan di wastafel yang membuat Panji harus menahan diri tersiksa tidak mandi di penginapan. Dalam hal ini indonesia masih lebih manusiawi dibanding penduduk kota Beijing.

Opini-opini yang ditulis lugas dalam buku ini juga sangat menarik. Sebuah analisa ringan namun memantik renungan panjang pembacanya. Panji sekali lagi membuktikan jika kemampuannya tak hanya di atas panggung untuk melucu namun juga cerdas sekaligus peka. Seperti halnya buku Indiepreneur yang sudah memikat saya sebelumnya, buku ini layak masuk menjadi koleksi anda yang memang butuh bacaan cerdas namun tidak berat.

2 komentar

Video Arsip mengatakan...

Keren nih bukunya. Di perpustakaan umum daerah sudah ada apa belum ya?

Reffi Dhinar mengatakan...

Udah lama saya ga ke perpus daerah hehe, coba cek aja mas