Investasi Kepala Itu Juga Penting!




Investasi kepala itu apa?  Bisa dengan jalan pendidikan formal,  bisa dari baca buku,  bisa dengan gabung komunitas,  atau ikut workshop dan seminar.  Ada yang berbayar dan ada pula yang gratis.

Nah saya memilih untuk memadukan keduanya.

Sebagian orang pernah berkata, apa tidak sayang uang dipakai buat beli buku?  Buat apa datang ke seminar gratis tapi jaraknya jauh,  kan sayang uang transportnya.  Hobimu apa bisa bikin kaya?  Serta jutaan komentar satir lainnya.

Masalahnya,  ada investasi positif dan ada yang bisa dibilang tidak memberi kontribusi pengembangan pribadi (saya tidak bilang negatif,  toh definisi ini bisa berbeda bagi tiap orang).  Kalau kamu hobi main game online sampai lupa belajar misalnya,  jelas itu tak membuatmu berkembang.  Lain halnya kalau dari hobi main game lalu berkembang jadi juragan studio game,  jelas itu hobi yang berkontribusi positif.



Let's say,  apa yang saya pilih dan pelajari itu sejalan dengan passion.  Dan  kadang kalau terlalu melenceng,  akan ada alarm dari hati dan kepala.

 Itulah sebabnya sebelum mengambil keputusan untuk belajar sesuatu atau ikut workshop yang berbayar,  well I will ask myself a thousand times wether I need it for my passion or not.  Tidak semua bagian diri kita perlu dioptimasi,  cukup yang sejalan dengan tujuan yang saat ini ingin dicapai.  Contoh,  saya tak akan serius belajar koding,  cukup di konten karena itu tak menjadi minat saya meski ada hubungannya dengan blog.  Buktinya,  menjadi content writer bisa menghasilkan karya juga 😁
(Baca Juga: 4 Langkah Menulis Bab Pertama yang Menarik Pembaca)

Lantas bagaimana agar kita mengenali pilihan tertentu sudah sejalan dengan passion dan goal kita?

 1.   Buat Plus Minus List

Sebelum memutuskan,  buat daftar nilai plus dan minus.  Cantumkan sejujur-jujurnya apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan.  Lihat apakah kelebihan itu lebih banyak mengarah pada tujuan kita? Saat kita mengerjakan kegiatan atau hobi, renungkan lagi apakah aktivitas tersebut membuat kita lupa waktu dan sangat menikmati?

Unsplash (@markuswinkler)


Kekurangan bukan berarti aktivitas tersebut menyalahi aturan hukum. Saya akan menganggap sebuah kegiatan itu tidak membuat saya produktif jika saat terlalu lama mengerjakannya, akan timbul penyesalan contohnya kalap belanja online. Apa tujuan yang ingin dicapai, sesuaikan dengan aktivitas sehari-hari yang kita lakukan.

 2.   Goal Setting

 Buatlah resolusi dengan setting tujuan atau goal setting yang jelas serta terukur.  Ingin mencapai apa tahun ini,  aktivitas bulanan apa yang akan dilakukan,  pencapaian harian apa yang dibutuhkan.  Serta tools dan penunjang apa yang wajib atau perlu untuk membantu kita juga wajib ditulis.
(Baca Juga: Optimasi Blog Lewat Twitter)

Unsplash (@ronnieovergoor)



 Seperti saya yang ingin menjadi Japanese Interpreter,  penulis buku plus content writer,  maka saya butuh latihan bahasa,  menulis buku dan juga brandingBranding bisa dari blog dan networking.  Sempat saya ingin menyeriusi dunia HRD,  tetapi ternyata itu bisa dipelajari sambil bekerja di kantor.  Branding utama saya tentu bahasa dan tulisan.  Soft skill yang tak terlalu industrial lebih saya sukai karena sejalan dengan impian lain yang lebih besar.

 3.   Find The Right Circle 

Cari komunitas,  mentor dan lingkungan yang mendukung.  Jadilah pemacu diri untuk maju tetapi juga fokus.  Tidak semua skill harus dipunyai,  jadilah spesialis satu atau dua bidang, bukannya generalis yang kemampuannya setengah-setengah. Seperti saat ini saya terus mengasah kemampuan di bidang penulisan konten. Meskipun saya tidak belajar koding, saya ingin menjadi ahli di bidang content writing. 

Unsplash (@bamagal)


Bergabung di grup atau komunitas yang sejalan dengan passion juga penting. Informasi yang diberikan oleh rekan baru, bisa menambah ilmu serta investasi kepala yang sangat berharga tanpa butuh mengeluarkan biaya. Bagikan juga ilmu yang kita punya untuk menjalin hubungan positif.


4. Follow akun yang informatif

Saat ini saya juga menggunakan medsos sebagai sumber belajar. Twitter dan Instagram adalah surganya belajar beragam ilmu. Follow akun personal atau sebuah brand yang rutin memberikan informasi menarik. Simpan atau catat masing-masing informasi sesuai yang kita minati.  

Unsplash (@dole777)


Inilah yang bisa kita lakukan untuk mencapai tujuan.  Investasi kepala itu sama pentingnya dengan tubuh,  tak terlihat namun hasilnya bisa meningkatkan kualitas diri bahkan hidup.

3 komentar

sisi lain young engineer mengatakan...

Setuju lah klo investasi kepalanya sesuai bacaan ini,, saya sudah merasakan sendiri manfaatnya,, rugi di awal tapi ilmunya bermanfaat untuk mengasah wawasan

Reffi Dhinar mengatakan...

Iya investasi akan kliatan di hasilnya :)

asmurcom mengatakan...

Investasi terbaik memang dimulai dari diri sendiri. Setuju!