3 Hal Utama di Ramadan Kali Ini



Ramadan adalah bulan yang selalu membawa berkah. Siapapun pasti setuju jika bulan suci ini menjadi satu bulan penuh kebaikan. Berkah ramadan juga saya rasakan diiringi dengan banyak perubahan. Perubahan tersebut dimulai dari perubahan jam tidur, pergeseran jam makan, dan tentunya berusaha menjaga kondisi tubuh agar tetap fit selama berpuasa.

Soal limpahan pengamapunan dan pahala, sudah bukan hal yang asing buat kaum muslim, namun berkah ramadan kali ini saya merasakan jika apa yang dulunya terlihat penting, kini telah menjadi hal yang tidak utama lagi. perubahan itu meliputi keinginan berlebih dan perasaan-perasaan lain yang kadang sering mengganggu pemikiran saya.

Tak Perlu Berlebihan

makan secukupnya
Photo by Brooke Lark on Unsplash

Ramadan di tahun-tahun sebelumnya selalu identik dengan kudapan, camilan dan makanan berat. Biasanya jika sedang di rumah, saya akan mempersiapkan diri untuk membeli jajanan  atau gorengan baru makan nasi. Sebelum berbuka, kepala saya dipenuhi dengan rencana mau makan apa. Terlebih lagi saya tinggal di tempat kos mulai dari Senin sampai Jumat. Rencana untuk membeli makanan tertentu sekilas menyenangkan, tetapi setelah waktunya berbuka, makanan-makanan kecil malah tak sempat saya sentuh.

Tahun ini frekuensi membeli makanan berlebihan sudah turun drastis. Tiap kali mulai bermunculan ide menu makanan yang ingin saya beli, selalu saya telaah berkali-kali, apakah benar saya ingin makan itu atau hanya sekadar lapar mata?

Menariknya, mungkin karena berkah latihan menahan diri untuk membeli makanan sia-sia, efek lainnya nafsu membeli buku juga perlahan berkurang. Di bulan-bulan sebelumnya, saya sering menghamburkan uang demi buku. Bahkan saya sampai rela membeli buku impor yang harganya mendekati biaya kos saya sebulan. Bulan ini tiap kali jari dan mata bergerilya mencari buku terbaru, saya ingat  kalau masih banyak tumpukan buku yang belum dibaca. Setidaknya di bulan Ramadan kali ini, jika harga buku incaran terlalu mahal, saya dapat menahan diri sampai harganya turun.

Manajemen Waktu

Berkah ramadan paling besar selain ibadah yang memiliki kualitas lebih baik, tentunya masalah manajemen waktu. Manajemen waktu adalah hal yang lekat dengan kehidupan saya bahkan sampai hal terkecil seperti manajemen waktu makan juga harus saya atur. Jujur saja, saya adalah tipe orang yang tidak terlalu menyukai keteraturan. Saya suka spontanitas tetapi karena memiliki masalah kesehatan yang harus dijaga, mau tidak mau disiplin menjadi bagian dari hidup.

Photo by Andrik Langfield on Unsplash


Awal puasa tentu lambung saya agak rewel, tetapi seiring berjalannya waktu, makan di saat sahur dan berbuka membuat pola teratur yang bersahabat buat lambung. Asam lambung hanya naik menjelang waktu berbuka. Saya juga lebih berhati-hati dalam memilih menu sahur, setidaknya saya paham mana makanan yang tidak baik dikonsumsi terlalu banyak.

Selain itu, saya jadi punya jadwal tertaru untuk menulis. Setelah salat tarawih, saya akan menulis setengah atau sampai satu jam. Mata akan mulai mengantuk menjelang jam sepuluh malam. Jam tidur jauh lebih teratur karena saya tidak ingin melewatkan waktu sahur. Sebagai penderita gastritis, sahur adalah kegiatan wajib yang tidak boleh dilewatkan. Orang lain bisa saja puasa tanpa sahur, namun kondisi lambung saya tidak memungkinkan hal tersebut.

Mengurangi yang Tidak Penting

Sudah mulai dua tahunan ini saya mengurangi ikut kegiatan buka bersama yang saya rasa tidak terlalu mendesak untuk diikuti. Bukannya saya malas silaturahmi, tetapi saya sering merasa jika bukber diisi dengan ngobrol-ngobrol biasa, foto-foto lalu agak susah untuk beribadah. Dan hal yang paling menonjol adalah pemborosan uang.

Berkumpul dengan orang terdekat itu lebih baik
       Photo by british actions on Unsplash


Di bulan ramadan kali ini, saya jauh lebih bahagia. Saya bisa melakukan hal positif seperti menjadi pembicara di luar kota dalam hal menulis, jalan-jalan singkat untuk menambah pengetahuan dan berbuka dengan orang-orang terdekat saja. Hampir tidak ada ajakan berbuka kecuali dari sahabat terdekat. Itu jauh lebih menyenangkan. Waktu bersama keluarga terasa lebih penting karena saya hanya bisa berkumpul dengan mereka di akhir pekan.


Itulah yang saya rasakan sebagai berkah ramadan kali ini. Tiap orang pasti punya kisah dan pengalaman yang berbeda. Apa hal utama di bulan ramadan Anda tahun ini?

Tidak ada komentar