Seonggok Debu

Dulu aku bagian indah sebuah dongeng
Tiap kata terukir
Memasung erat para pemikir
Dipuja
Bahkan olehnya yang mempesona

Aku dibacanya
Tiap larik dalam kisahku
Mampu membuatku
Berusaha keluar dari keterasingan
Agar mampu menggapai sosoknya

Namun,
aku tak mengerti
Walau puja-puji menyanjungku
Tetap saja aku memiliki cela
Pantas untuk dihina
sebab aku terkadang tak sengaja
Berbuat menebar luka

Aku mencintainya
Itulah mengapa aku bermetamorfosa
Berusaha dengan dayaku yang lemah
Penuh dengan rindu memerah
Namun,
Aku tetap mampu mengungkit duka

Aku  malu
Aku seolah berkilau
Tapi itu dahulu
Sebelum aku menjadi seonggok debu

Akulah debu
pengejawantahan asmara menuju asmaradana
Debu ini berpusar padanya
Memeluknya di tiap inci kulit indahnya
Akulah debu
yang sedari dahulu
hingga kiniku
Takkan lelah mencintaimu 

Tidak ada komentar