Jangan Bersedih, Tuhan!

Jika hujan itu pertanda Tuhan sedang bersedih, begitupula dengan hatiku. Namun, Tuhan adalah Sang Pencipta jagad raya, kekuatannya melebihi batas pikiran manusia. Di saat aku sedang bersedih seperti ini, rasanya aku hanya ingin mengadu dan menangis di tiap jeda waktu. Tahukah Engkau, Tuhan? Luka di hatiku sudah menginfeksi tiap sudut bernama jiwa. KataMu, manusia adalah makhluk paling sempurna, namun mengapa luka hati mampu membinasakan pijar kesempurnaan itu?

Aku menangis taktala manusia mampu membunuh sesamanya hanya karena tersinggung hatinya. Aku mengalirkan air mata ketika saudaraku rela bersekutu di neraka untuk membunuh raganya, hanya sebab patah hati tak berpihak. Manusia juga tega menyakiti Bumi tempatnya berpijak, lihat betapa banyak binatang dengan lekas menjadi langka akibat kehilangan rumahnya. Masih banyak lagi Tuhan, dan aku malu untuk mengucap daftar kesedihan itu.



Jika hujan itu pertanda Tuhan sedang berduka, begitupula dengan benakku. Tetapi, Tuhan adalah Sang Maha Daya, tiada yang mampu melemahkanNYA walau seujung kuku. Bolehkah aku menitipkan cerita dukaku di saat penghujan? Aku sering menemui anak-anak kecil berkeliaran memohon sedekah, tak peduli hujan menembus pori-pori mungilnya. Di manakah orang tua mereka, Tuhan? Di titik itu aku merasa kerdil. Aku memiliki ayah bunda yang memberiku kasih sayang sempurna di tengah ketidaksempurnaan mereka. Hidup sederhana, namun aku tak harus memelas pada orang lain di tengah hujan. Aku menimba ilmu hingga titik tertinggi, namun terkadang merasa kekurangan. Aku malu pada diriku, Tuhan.


Tuhan, Engkau ada di setiap hela nafasku. Tuhan, Dirimu ada di tiap mili darahku. Aku hanyalah debu noktah di tengah luasnya mahakaryaMU. Tuhan, janganlah mengalirkan air mata. Tumbuhkan selalu titik embun di tiap perih. Jangan jemu untuk mengingatkan kami di tiap kesalahan langkah. Hujan, berhentilah sejenak beri kami cahaya.

2 komentar

Arman Zega mengatakan...

yakini saja bahwa rencana Tuhan lebih indah. dan semua itu akan indah pada waktunya.

kalau ada waktu, main ke blogku juga ya kak

Reffi Dhinar mengatakan...

amiin....ini sebuah bentuk perenungan...semoga kita semua dikaruniai kesabaran :D