Mari Memberi Makna Pada Hati

Love what you do, do what you love. Ini adalah sebuah quote yang sangat populer didengungkan saat ini. Di tengah padatnya kesibukan, kadang kita menjadi kehilangan jati diri- kita melakukan sesuatu hanya untuk sekedar gaya-gayaan tanpa memberi makna. Misalnya kita ingin bekerja di perusahaan besar dan ternama hanya karena kita lulusan universitas bonafid walau pekerjaan di perusahaan itu tidak kita sukai, kita memilih pasangan hanya berdasar dia tampan atau cantik dan seberapa keren penampilannya, dan masih banyak lagi yang menandakan kita tak memberi makna pada apapun yang kita lakukan.

Bekerja dengan hati, belajar dengan hati, berhubungan dengan hati adalah kunci agar kita bisa mendapatkan makna bahagia itu sendiri. Sesuatu yang tidak dilakukan dengan hati akan menyebabkan kelelahan secara batin, mental hingga membuat tubuh kita sakit. Namun jika kita terlanjur sadar saat telah mengerjakan suatu hal dan tidak bisa membatalkannya, maka kita harus bagaimana?

Jika pekerjaan itu kita lakukan tak sesuai dengan kehendak hati karena berbeda passion, misalnya kita bekerja sebagai karyawan tapi minat kita adalah mendidik, tinggalkan pekerjaan lama dan geluti pekerjaan baru. eits, tapi awas jika pekerjaan sekarang telah sesuai dengan minat lalu lama-kelamaan kita merasa lelah, bisa jadi anda hanya sedang bosan, jangan gegabah untuk memutuskan pindah. Kelelahan dapat diatasi degan berlibur atau mengubah mindset. Coba buat seolah pekerjaan di kantor sebagai misteri atau game yang harus anda pecahkan, bersikap ramah dengan rekan kerja dan menikmati proses tanpa stress terhadap hasil, lambat laun pekerjaan akan terasa asyik dan menyenangkan dengan atmosfir seru. Rules penting yang harus diingat jika memang ingin pindah pekerjaan, jangan pindah pekerjaan dengan meninggalkan kesan tidak baik, anda harus diingat sebagai karyawan berdedikasi dan berkualitas mumpuni.


Dalam berhubungan juga seperti itu. Coba telaah dan pelajari bagaimana kualitas hubungan kita dengan orang lain mulai dari keluarga, sahabat, kekasih atau pasangan hidup. Apakah kita telah memberi makna dalam hubungan kita? Jika kita merasa hubungan kita hambar, sering terjadi pertengkaran dan hal negatif lainnya, mungkin ada yang harus dievaluasi. Pernahkah anda mendengarkan sepenuh hati keluhan sahabat anda? Pernahkah anda menyatakan kata-kata manis penuh cinta pada pasangan tanpa menunggu hari ulang tahunnya? Pernahkah kita meluangkan waktu sejenak untuk saling bercerita dengan orang tua? Jangan-jangan karena sibuk, kita hanya memberi kehadiran fisik tanpa memberi ikatan batin. Jangan-jangan saat teman anda curhat, anda sibuk dengan gadget. Jangan-jangan anda merasa malu untuk mengucapkan kata manis karena hubungan dengan pacar atau suami-istri telah berlangsung lama, ingat hati manusia juga perlu dirawat agar tidak kering dan hampa.


6 komentar

sisi lain young engineer mengatakan...

Bahkan tidak semua yg keluar dr hati mesti manis,, kadang jg harus pahit,, tpi kejujuran hati lbh berarti drpd kepura2an hati,, 😀

Tira Soekardi mengatakan...

nice artikel

Meutia Rahmah mengatakan...

nah itu dia yang susah mas, kalau hubungannya dengan pekerjaan mostly people do something they don't expect which make they didnt love it

Reffi Dhinar mengatakan...

ketulusan selalu terasa di hati hehe

Reffi Dhinar mengatakan...

terimakasih :)

Reffi Dhinar mengatakan...

back to our commitment again, we dislike it because we can't or we still didn't put our best effort? :)