Pendusta Yang Lenyap Karena Kejora

Kata orang bijak, untuk menguji besarnya cinta seseorang adalah ketika kita sengaja pergi. Saya melakukan ini dan mendapatkan satu pelajaran berharga. Watak asli seseorang juga terlihat dari bagaimana ia menepati prinsip hidupnya.

Seseorang yang saya anggap penting, nyatanya tidak berjuang buat saya dan menipu saya habis-habisan. Dia tidak ingin berkata bahwa sudah memiliki cinta berikutnya dengan alasan masih tersisa rasa di hatinya untuk saya.

Dengan gagah berani, saya katakan jika saya mulai memiliki cinta yang baru. Tak berapa lama kemudian, ia menunjukkan watak aslinya, dia berfoto mesra bersama kekasih barunya. Wow, apa itu yang disebut cinta? Ia seolah tak ingin kalah cepat untuk menemukan pasangan baru. Kesimpulannya, rasa untuk saya itu bulshit. Dari awal dia memang sudah memiliki incaran, tapi tak jantan mengakui pada saya yang sempat ingin menunggunya. Saya yang pernah dikhianati tapi masih bertahan, mendampingi dari nol tapi dihancurkan, kini perlahan bangkit dengan semangat baru.

Cinta baru yang saya rasakan, sangatlah berbeda. Dewasa dan gila. Saya jadi tahu bagaimana seharusnya pria itu bersikap. Kejora, panggilan khusus untuk pria baru ini, tidak pernah memuji apalagi berkata gombal. Saya juga tak tahu bagaimana di masa depan, yang saya tahu, Kejora adalah pelita kecil yang tak sembarangan menyala tanpa alasan. Semoga kami diberi jalan.

2 komentar

Nurul Fitri Fatkhani mengatakan...

Cinta memang harus diuji.. :)

Reffi Dhinar mengatakan...

ya mbak, dan saya jadi tahu kalau mantan kekasih tidak layak untuk ditunggu lagi :)