Insya Allah, Ada Jalan di Tiap Kesulitan





Judul: Insya Allah, You'll Find Your Way
Penulis: Hengki Kumayandi
Jumlah Halaman: 352 halaman
Tahun Terbit: 2014
ISBN: 979-795-907-4
Penerbit: Wahyu Qolbu


Masa muda adalah masa penuh perjuangan. Dalam novel terbaru karya Hengki Kumayandi ini, kita akan ditunjukkan tentang perjuangan seorang pemuda rantau bernama Bram selain lika-liku kehidupan cintanya yang sarat ketidakpastian. Tak seperti novel teenlit kebanyakan, novel ini penuh dengan selipan ajaran moral yang mendorong pembaca untuk sesekali merenung.

Bram adalah mahasiswa Sastra Indonesia di Universitas Pamulang yang tinggal di rumah kos milik keluarga agamis. Ia juga banyak dibantu oleh kawan sekamarnya, Fajrin. Masalah dimulai ketika Bram menerima surat dari Umaknya, yang berisikan tentang kesulitan ekonomi keluarganya di kampung. Bram gelisah memikirkan kelanjutan pendidikannya. Untungnya, Bram selalu didukung oleh Fajrin untuk terus berusaha dan berikhtiar pada Allah SWT. Semua kesulitan pun mulai terurai.

Novel ini menunjukkan bahwa Allah akan selalu mengijabahi doa hamba-NYA yang mau bekerjakeras sekaligus berdoa. Dalam sebuah pertemuan tak terduga, Bram bertemu dengan mantan gurunya, Pak Tris dan ia ditawari menjadi guru di SMU Insan Kamil. Di sekolah itulah nanti, Bram benar-benar belajar tentang bagaimana menjadi guru yang baik sekaligus ujian pada keteguhannya sendiri.

Baru pertama kali mengajar kelas XI IPA yang terkenal sulit ditangani, Bram harus mengalami kejadian tidak mengenakkan. Ada sepasang kekasih yang bertengkar dengan dramatis hingga ketidakpedulian mereka pada kehadiran Bram sebagai guru baru. Gara-gara pengalaman itu, hampir saja Bram memutuskan untuk menyerah.

Tapi di tengah carut-marut tersebut, Bram teringat kenakalannya sendiri di masa sekolah dahulu. Ia jadi memaklumi apa yang mungkin menyebabkan murid-muridnya menjadi begitu nakal sampai bertingkah seperti preman. Dengan caranya, Bram mulai mendekati murid-muridnya meski nyawanya sempat terancam habis di tangan seorang muridnya.

Selain perjuangan Bram dalam mengajar, kehidupan cintanya pun disinggung secara manis. Pemuda tangguh tersebut jatuh hati dengan Elis, putri pemilik kosnya. Cinta itu tumbuh subur tanpa disadari. Penulis berhasil menggiring pembaca dalam debaran hati Bram, bagaimana Bram tersiksa karena mengira hati Elis bukan untuknya serta kesalahpahaman yang sempat menjauhkan mereka berdua. Kisah asmara itu dijalin tidak dengan umbaran nafsu renjani, semuanya tersimpan agar tidak ada noda yang merusak kesuciannya.
Lewat buku ini, kita juga akan diajak untuk menjadi individu yang tak mudah berprasangka buruk. Seperti apa yang dihadapi Bram, ia menemukan fakta di balik kenakalan murid-muridnya. Cinta yang mengikat hati juga menjadi pemicu timbulnya prasangka. Apa yang terlihat di luar, tidak selalu mencerminkan kedalaman hati seseorang.

Novel ini memberikan makna padat tentang pendidikan, keberanian, cinta hingga penyesalan. Namun apapun itu, Allah tak akan meninggalkan kita di saat kita bahagia terlebih di kala menerima kesulitan. Ada satu pesan besar dalam novel ini terutama mengenai cinta. Lihatlah melalui hati, jangan hanya lewat kornea, karena intuisi seringkali menunjukkan kebenarannya.

1 komentar

IQROZEN mengatakan...

Ayatnya.. Innama'al usri yusrooo kalo gak salah yah... Makasih neh reviewnya, maulah saya kalo blogku di review di mari hehe

Salam kenal dari Pulau Dollar