Gelombang Pengubah Kehidupan


Judul : Gelombang
Penulis : Dee Lestari
Jumlah Halaman : 473 halaman
Tahun Terbit : Cetakan Pertama, September 2014
ISBN : 978-602-241-057-2
Penerbit : Bentang Pustaka

Lompatan dari kampung adat dan dari satu fragmen cerita ke cerita lainnya yang begitu memikat adalah sebuah keunikan dari novel terbaru Dee lestari ini. Pertanyaan demi pertanyaan yang menjadi sebuah misteri yang agak absurd, semakin rasional seiring ditemukannya jawaban. Inilah yang selalu menjadi daya tarik seri Supernova. Novel ‘Gelombang’ menjadi pelengkap manis sekaligus membuka satu kunci besar berikutnya misteri dari seri-seri Supernova sebelumnya.

Kisah dibuka dengan penggalan sekilas cerita mengenai Gio yang sedang mencari love interestnya, Diva di pedalaman hutan Amazon. Gio sudah diberi peringatan mengenai peristiwa kehilangan yang akan ia hadapi dan setelah Diva benar-benar lenyap tanpa jejak, pria yang pernah memperingatkannya itu datang mengunjungi Gio. Teka-teki itu katanya akan terpecahkan. Dari kisah Gio, pembaca kemudian diajak berpetualang ke daerah Sumatra Utara dimana Alfa, tokoh sentral berikutnya akan menjadi salah satu pembuka teka-teki.

Alfa Sagala, pemuda Batak yang dibesarkan dengan kepercayaan tradisonal yang kental, menjadi ikon kebanggaan keluarga dan kampung halamannya. Berasal dari daerah bernama Sianjur Mula-Mula, Alfa diyakini memiliki kekuatan supranatural istimewa yang membuatnya harus berhadapan dengan dukun-dukun aneh hingga nyawanya sempat terancam. Menginjak usia remaja, Alfa dikirimkan ke Amerika Serikat bersama kerabatnya. Perjalanan panjang Alfa dimulai setelah ia tinggal di keluarga Amanguda, keluarga pamannya.

Seperti biasa, Dee tak hanya fokus pada alur teka-teki dan misteri yang membuat pembaca tegang sekaligus sangat penasaran. Penulis jenius ini juga tetap menyelipkan sisi humanis dalam Gelombang. Alfa Sagala menjadi contoh  teori seleksi alam, dimana yang mampu bertahanlah yang akan tetap hidup di tengah tekanan dan segala perubahan. Tinggal sebagai imigran gelap di daerah Hoboken, membuat Alfa belajar mati-matian agar bisa tetap selamat dan juga tidak terinjak-injak oleh lingkungannya yang sangat keras. Semua usaha Alfa dalam bertahan, membuat cerita tak hanya diwarnai kemuraman namun juga sekaligus satir. Salah satu contoh menarik adalah ketika Alfa belajar banyak ekspresi kata yang berarti ‘ampun’, ‘tidak punya uang’ dan juga “jangan bunuh saya’ dalam beragam bahasa hanya agar bisa lolos dari para geng liar di daerah tempat tinggalnya.

Seperti tokoh-tokoh di seri Supernova sebelumnya, Alfa memiliki kemampuan istimewa. Otaknya super jenius sehingga bisa diterima di Universitas Cornell dengan beasiswa penuh. Tak hanya itu, Alfa juga telah membantu dua orang sahabatnya sampai mampu lulus sekolah sekaligus diterima di universitas terkemuka. Mekanisme bertahan diri ala Alfa membuat tokoh itu memacu diri dan pikirannya terlalu keras. Ini mengingatkan kita pada kehidupan masyarakat pada umumnya dimana kapitalisme dna hedonisme menjadi dewa, maka diri akan diajak bekerja keras untuk menghasilkan uang banyak serta menjadi sosok yang paling utama. Hanya bedanya, Alfa dalam Gelombang ini bekerjakeras agar ia tak tertidur. Dalam tidurnya, Alfa memimpikan tempat asing yang seolah ia kenal dan juga orang-orang yang belum pernah ia temui. Perjalanan Alfa dalam menjawab rasa penasarannya, membuka sedikit demi sedikit ingatan Alfa.

Gelombang disajikan dengan penjabaran setting yang sangat indah dan detil. Pembaca bisa membayangkan tak hanya suasana lingkungannya tetapi juga potret masyarakatnya. Kehidupan sosial baik di daerah dan juga daerah menakutkan seperti Hoboken, menjadi pendamping utuh cerita.

Dari segi teori, Dee selalu sukses meramu hal-hal tidak masuk akal menjadi masuk akal untuk diceritakan. Gelombang adalah buku tentang perjuangan, pencarian sekaligus bagaimana cara menghadapi ketakutan.

1 komentar

Reffi Dhinar mengatakan...

sama-sama keren pokoknya :D