Biar Kuberitahu

Biar kuberitahu padamu. Kamu tahu pasti apa itu jatuh cinta, rasa ingin memiliki dan juga gelisah. Kamu tahu hanya saja sekarang sedang lupa, ditambah kamu ragu. Ragu apa perasaanmu itu benarkah candu atau hanya sekedar perasaan menyenangkan yang selintas lalu?

Biar kuberitahu padamu. Semua panca indramu itu sudah paham, namun bagian logikamu yang masih ingkar. Pada awalnya, kakimu yang mengkhianatimu. Kamu tawarkan kopi file acara favoritmu dengan menuju tempatnya, hanya gara-gara dialog singkat kalian. Lalu matamu yang sering memindai keberadaannya, meski ia tak juga peka. Kemudian mulutmu yang tanpa sadar sering tersenyum melihat laku anehnya. Jantungmu yang terus berderap, lidahmu yang ingin memanggilnya, atau tanganmu yang hendak menggenggam jemarinya.

Kau ingin tapi malu.

Perempuan itu bisa membuatmu menggeleng heran. Kadang mungkin kamu tak ingin terlalu kentara jika sedang ingin berbincang. Walau dia kini sudah berusaha membuka cangkangnya untuk bisa menyapamu, kamu tetap malu.

Biar kuberitahu padamu. Perempuan itu juga sama resahnya denganmu. Ia kadang yakin dengan getaran dari tatapmu, tetapi juga kadang ragu. Ia sibuk meraba, bedanya ia tetap ingin berusaha dekat denganmu dengan segala perbedaan yang ada.

Berbeda? Iya kalian memang berbeda. Dia tahu pasti dengan kata hatinya, kamu terus menimbang perlahan. Maju sangat pelan, tanpa kalian sadari. Iya bisa jadi luka itu ada. Kuberitahu padamu, hanya ada dua kemungkinan dalam cinta, yakni bahagia dan nestapa. Perempuan itu juara dalam keduanya. Babak belur terluka atau gila mencinta, sudah khatam dalam sejarahnya. Bagusnya, ia bisa sembuh dengan bangga. Sebab baginya, itulah siklus dalam hidup manusia.

Biar kuberitahu padamu. Ah, sudah terlalu banyak kubeberkan rahasianya. Pesan-pesan singkat kalian, momen kebersamaan kalian, terus berputar di kepalamu dan juga otaknya.

Kamu sudah tahu. Siapa perempuan itu. Itu aku.

Tidak ada komentar