Kepada Dia di Ujung Jalan


Mari kuperkenalkan diriku, seorang perempuan yang masih tak lelah menunggu sosok tampan dan hangat seperti dirimu. Dirimu yang kusebut kekasih hati, meskipun belum bertemu. 

Pasti kamu bertanya-tanya, apakah benar aku sungguh-sungguh menantimu? Sudahkah mampu diriku melupakan rasa sakit cinta yang lalu? Karena ketika kita berjumpa, pasti akan banyak pasang mata yang mengawasi, akan banyak cerita dari orang-orang yang mengetahui bagaimana kisah kasihku di masa lalu. Jadi, aku maklum jika kamu sedikit cemas akan keteguhan hatiku.

Iya, aku pernah beberapa kali jatuh hati, bahkan di kisah patah hatiku yang terakhir, aku begitu hancur dan rapuh. Seseorang yang kukira akan menjadi pendampingku hingga rambutku berubah warna, ternyata menjadi orang yang menyia-nyiakan kepercayaan. Maka dari itulah aku memilih untuk meninggalkannya. Dan kuperbaiki hatiku sambil belajar memaafkan.

Ada dimana kamu sekarang? Apakah kamu sedang memandang barisan awan dan mendengar apa yang kusampaikan? Bila sedang duduk sendirian di dekat jendela kamar, aku menuliskan ribuan pesan kerinduan untukmu. Angin yang menderu mungkin menyisipkan harapan agar kita segera dipertemukan. Sosok indah yang mencintaiku dnegan ketulusan. 

Mungkin kamu masih berjalan dan menemukan persimpangan. Hatimu pun pasti berharap agar pencarian bisa segera terselesaikan. Jangan khawatir, mari kita saling menggapai mimpi sambil terus memperbaharui kebaikan diri. Tuhan Maha Tahu, doa kita akan dijadikan padu. Sepasang manusia yang sama-sama rindu dan ingin bersatu.


Tertanda,
Yang Merindukanmu, Penyuka Aroma Hujan
Reffi Dhinar

Tidak ada komentar