Resolusi, Sebuah Tenggat Untuk Perbaikan Diri

Resolusi, sebuah kata yang sering muncul menjelang akhir tahun. Target-target yang ingin dicapai di 12 bulan berikutnya, ditahbiskan menjadi impian yang ingin dieksekusi. Bisa jadi target tersebut merupakan lompatan yang lebih tinggi dari keberhasilan di tahun ini, atau target yang disusun untuk memperbaiki kegagalan di tahun yang sebentar lagi akan usai.

Bagi saya, tahun baru selalu membawa target baru. Namun, khusus untuk tahun ini, resolusi lebih dititikberatkan sebagai momen renungan. Tahun 2105 menjadi tahun penuh penggemblengan dari diri saya yang mengalami kegagalan besar di tahun sebelumnya. Kekecewaan dan menutup hati adalah mekanisme pertahanan diri yang saya lakukan untuk melindungi hati. Namun, di awal tahun hingga saat ini, saya menerima limpahan keajaiban justru setelah kekecewaan itu berusaha saya ikhlaskan.

Sahabat yang setia mendampingi di kala terjatuh, aktivitas menulis yang terus menghasilkan wujud nyata, hingga perjalanan ke tempat asing yang memberi pengalaman berkesan. Keajaiban itu muncul dari hal-hal kecil yang dahulu sering terlewati. Dan lagi degup bernama rindu mulai bermekaran pada seseorang yang tak terduga.

Lantas pencapaian apa yang ingin saya gapai di tahun depan?

Sederhana saja.  Semoga keajaiban di tahun ini menjadi semakin banyak jumlahnya. Saya ingin bisa menjadi orang yang lebih bermakna bagi orang-orang terdekat juga untuk lingkungan. Semoga karya tulis saya dapat menginspirasi serta menghibur pembacanya, ehm juga bisa terbit di penerbit mayor. Saya bersyukur atas pekerjaan yang saya miliki, juga semoga kegiatan ngeblog tak akan putus.

Resolusi, sebuah renungan di bumi yang semakin sepuh usianya. Syukur sudah selayaknya menjadi porsi utama.  Happy welcoming new year!

1 komentar

Wonder Umma mengatakan...

Yeay .. \(^_^)/ semangaaat...