sumber : sertomabutterflyhouseandmarinecove.org |
Manusia itu seringkali terjebak dalam pikirannya sendiri. Keraguan, rasa takut, trauma, kesedihan berlarut, selalu menjadi bayangan gelap
yang siap menerkam manusia dari sisi belakang. Dari suatu tempat dan waktu yang
tidak kita ketahui, maka semua kegelapan yang meringkus hati dan juga
mengeruhkan otak akan datang. Tidak bisa dihindari sama sekali.
Adakah yang pernah berpikir untuk menyerah dalam menjalani
impiannya? Berhenti berdoa karena lelah, menganggap Tuhan masih belum juga
mengabulkan permohonannya? Atau mungkin ada yang sedang berjibaku dengan masa
lalunya? Selamat, jika anda mengalaminya maka anda-anda benar manusia.
Saya pun pernah mengalaminya. Tiap orang punya sisi atau
cerita yang akan membentuk watak dan perilaku di masa kini. Dulu sekali, sewaktu
masih anak-anak, saya adalah seorang anak yang bising dengan banyak pertanyaan
dan juga sangat ingin memiliki teman sebanyak mungkin, sampai pada suatu titik
mengalami kejadian tidak enak dalam pertemanan. Berkali-kali sampai rasa
percaya itu menurun drastis, sampai minus. Anak kecil yang semula ceria,
akhirnya memilih untuk mengurung diri dalam dunia tulisan dan juga buku
pelajaran. Perpustakaan adalah tempat sunyi yang menjadi tempat favorit. Ada beberapa
kawan baik, namun semuanya tidak diberi kesempatan untuk saya jadikan sahabat
yang bisa mengetahui semua rahasia atau keluhan saya.
Manusia adalah makhluk yang berpotensi saling menyakiti. Namun
manusia juga punya kemampuan untuk saling menyembuhkan.
Rupanya Tuhan punya cara untuk memaksa saya untuk tidak
diam saja di pojokan. Rangkaian peristiwa tak terduga yang semula saya pikir
bukanlah peristiwa penting, membuka selubung yang saya bangun beberapa tahun
sejak lulus sekolah dasar. Di sekolah menengah pertama terbaik di daerah saya,
tiba-tiba saja saya dicalonkan menjadi kandidat ketua OSIS yang harus
mengampanyekan visi dan misi di depan ribuan orang saat upacara sekolah. Saya pernah
ikut lomba mendongeng, tapi berpidato bukanlah ranah saya. Sudah cukup nyaman
dalam dunia tulisan yang tidak mengharuskan saya tampil di depan umum. Gila? Ini
bukanlah seratus persen tujuan saya untuk bersekolah. Singkat cerita, saya berpidato, dan teman-teman sekelas bahkan sampai membentuk tim sukses sambil
berusaha menggalang suara untuk memenangkan saya.
Hasilnya, memang saya tidak menang. Namun saya menjadi tim
inti OSIS menjabat sebagai bendahara. Setahun kemudian, tiba-tiba saja
rutinitas saya berubah. Tidak hanya rumah, sekolah, tempat les, dan tempat
mengaji. Kini bertambah lagi satu rutinitas yaitu aktivitas OSIS dan juga
kesibukan menyelenggarakan acara-acara sekolah.
Waktu saya harus melakukan pidato di depan ribuan orang,
apa yang saya rasakan? Gemetar sekali. Saya sampai ingin pingsan saking
takutnya. Dan keanehan berikutnya, saya memiliki teman-teman yang
menyenangkan. Dan kenangan selama duduk di bangku sekolah menegah pertama
adalah titik balik buat si gadis remaja pendiam yang kartu pinjaman buku di
perpustakaan paling penuh di kelas.
Selanjutnya, di sekolah menengah atas, saya malah mengalami
kejutan lagi. Setelah mulai bisa berteman akrab lagi, muncul tiga orang cuek
yang punya karakter berbeda-beda menjadi sahabat saya. Dua orang lagi di masa
kuliah dan satu lagi di tempat kerja. Tidak semua orang yang tertawa bersama
saya atau pernah berlibur bersama bisa saya anggap sebagai soulmate. Kawan akrab
mungkin iya, tetapi tidak terlalu menjadi bagian emosi yang penting. Beberapa orang
yang saya anggap soulmate itu, memahami semua karakter, kelebihan dan juga
kekurangan saya dengan amarah, kesabaran sekaligus berpadu kepedulian. Saya
seperti diberi hadiah tidak terduga. Sahabat sejati itu benar-benar ada. Meski saya
sempat menganggapnya tidak eksis.
Dari segala macam kondisi dimana saya ‘terpaksa’ melakukan,
malah mendekatkan saya pada satu pembentukan baru. Ulat memang sudah seharusnya
menjadi kupu-kupu. Manusia yang sinis dan apatis sekalipun, sudah seharusnya
belajar membuka diri. Terpaksa berpidato, malah membuka bakat berbicara saya. Dan
bagi orang-orang yang pernah berada pada satu event dengan saya, tidak akan
menyangka jika gadis yang sangat senang menjadi MC ini dulunya sempat takut
bicara di depan umum.
Tidak ada manusia gagal, yang ada hanyalah manusia yang
tidak mau memahami dirinya sendiri. Ada pepatah lama mengatakan, manusia
benar-benar dekat dengan Tuhan ketika mampu mengenali dirinya sendiri. Anda
siap memilih, anda siap menghadapi kesalahan, lalu anda mau belajar untuk tidak
lari dari ketidakberhasilan. Itulah tugas manusia, makanya kita punya hati dan
akal. Saya dan anda juga perlu belajar jadi kupu-kupu.
sumber ; www.thequotepedia.com |
sumber : geniusquotes.org |
2 komentar
Sangat inspiratif, saya sangat setuju. Manusia juga bermetamorfosis dalam hidupnya ya, kita gak perlu takut gagal, tapi takut untuk berhenti mencoba. Have a fabulous day!
Blogwalking juga yuk ke diaryofsyf.blogspot.com
selamat bermetamorfosis :)
Posting Komentar