Survive di Tengah Krisis





Kondisi ekonomi kita sedang mengalami guncangan. Banyak sekali perusahaan kecil hingga menengah yang terpaksa melakukan PHK besar-besaran hanya untuk bertahan di tengah guncangan krisis. Malah ada yang akhirnya gulung tikar akibat tak sanggup lagi memenuhi kenaikan UMK yang tiap tahun mengalami peningkatan signifikan. Apakah kita pernah sedikit merenung jika tuntutan yang disampaikan oleh buruh dan mungkin oleh kita sendiri pada perusahaan, malah dapat membunuh sumber mata pencaharian kita?


Tiap tahun kita sudah akrab dengan berita tentang para buruh yang ingin upahnya terus dinaikkan. Mogok kerja massal pun dilakukan besar-besaran. Jikalau tuntutan itu disetujui, perusahaan harus mengkalkulasi lagi kemampuannya untuk menggaji seluruh karyawan. Salah satu pilihan selain melakukan PHK adalah pindah ke daerah lain yang nilai UMK-nya lebih kecil. 

sumber gambar : dzarmono.wordpress.com



Sudahkah Kita Memberi yang Terbaik?


Menurut saya, sudah seharusnya kita tak hanya terus menuntut tapi minim kontribusi untuk perusahaan. Cobalah ubah mindset meminta itu menjadi sejenis take and give. Perusahaan diuntungkan dengan produktivitas karyawannya, kita pun tetap bertahan dengan pekerjaan serta secara bersama-sama memajukan produksi dengan lebih baik. Sebagai pekerja, kita harus menanamkan sikap jika kitalah yang menjadi tulang punggung perusahaan. Pemilik sesungguhnya bukanlah para top management, direksi dan pemegang saham. Jika pekerjanya tidak bergerak dan bekerja keras, maka sekuat apapun jajaran direksi berusaha mempertahankan perusahaan, pastilah akan menemukan kegagalan. 


Para pucuk pimpinan tetap harus memperhatikan kesejahteraan karyawannya, tetapi karyawan juga harus ikut berpikir bagaimana bekerja secara efisien dan inovasi apa yang bisa dilakukan agar cost bisa direduksi tanpa menurunkan kualitas produk. Sinergi yang baik adalah kunci sebuah perusahaan bisa selamat di tengah krisis. Astra Group, salah satu perusahaan yang dikenal besar di Indonesia, juga pernah mengalami krisis di ahun 80-an dan 90-an. Pengurangan karyawan sempat diberlakukan. Namun karena sumber daya manusianya mau bekerja keras bersama dari lapisan bawah hingga atas, maka krisis itu bisa dilalui tanpa mengalami kebangkrutan. Garuda Indonesia yang terus merangkak dari bawah, kini menjadi maskapai nasional yang diakui kualitasnya oleh dunia. Semua itu berkat kerja keras semua elemen pendukung perusahaan tentunya.


Sudahkah kita mau berubah dari mental peminta menjadi pekerja keras? Maukah kita memajukan tempat kita bekerja dengan memberi hasil sebaik mungkin? Bekerja itu bukan untuk orang lain melainkan demi hidup kita sendiri.


4 komentar

Admin mengatakan...

Akan tetapi kalo kenaikan UMK sudah di atur pemerintah bagaimana ?
perusahaan kan harus mematuhi aturan pemerintah?

manap fama mengatakan...

Senada sama tulisan gua yang ini kak http://manapganteng.blogspot.co.id/2016/12/mari-hapus-mental-bekerja.html

Map emall online mengatakan...

Mantap :D

Reffi Dhinar mengatakan...

Mas Nafarin: benar perusahaan harus mematuhi yg diputuskan pemerintah, namun masih banyak demo yg meminta kenaikan tdk wajar. Perusahaan kecil kena imbasnya, jadi mungkin harus disesuaikan sesuai omzet perusaahaan