Judul
Buku : The Monstrumologist
Penulis : Rick Yancey
Alih
bahasa : Nadya
Andwiani
Jumlah
halaman : 476 halaman
Tahun
Terbit : Cetakan
kedua, Mei 2017
Penerbit : PT Gramedia
Pustaka Utama
Tak banyak yang bisa disajikan dalam sebuah buku dengan tema
fiksi misteri selain ketakutan, thriller,
efek suspense dan tentunya teka-teki yang bisa membuat pembaca penasaran. Apalagi
jika berkaitan dengan cerita tentang monster dan makhluk dari dunia geap lainnya.
Namun dalam novel The Monstrumologist ini, Rick Yancey seolah mampu mematahkan
mitos tentang novel thriller. Dia
bisa menyajikan sebuah drama relationship
yang mengena, meski terjadi antara seorang ilmuwan ambisius dan anak remaja
yang baru saja kehilangan keluarga.
Cerita dibuka dari seorang penulis yang dipanggil pemilik
panti. Pemilik panti tersebut menunjukkan buku harian milik salah satu penghuni
panti jompo yang wafat, bernama Will Henry. Singkat kata, cerita dalam novel
ini diambil dari catatan yang ditulis Will Henry sejak ia masih pra-remaja. Dan
isi catatannya sangat mengerikan, absurd
serta susah ditelisik kebenarannya.
Will Henry remaja harus kehilangan kedua orang tua dalam
peristiwa kebakaran. Dalam sekejap ia kehilangan segalanya. Sepeninggal kedua
orang tuanya, Will tinggal bersama Dr. Warthrop, seorang monstrumolog. Ayah Will
begitu memuji sang dokter misterius. Setelah Will tinggal berdua dengan Dr.
Warthrop, ia baru mengetahui apa saja yang dikerjakan ayahnya hingga jarang
pulang ke rumah bahkan pernah juga meninggalkan rumah sampai beberapa minggu.
Dr. Warthrop selalu menyebut dirinya sebagai seorang ilmuwan
namun merahasiakan apa yang sesungguhnya ia teliti. Sang Dokter sangat
terobsesi untuk meneliti monster. Dan kali ini yang menjadi fokus utama
penelitiannya adalah Anthropophagi,
spesies ganas yang hobi makan daging manusia. Di suatu malam, seorang pencuri
mayat membawa jasad seorang gadis yang hampir habis dimakan Anthropophagi. Sebuah misteri dimulai.
Dr Warthrop curiga jika spesies yang stak pernah diketahui manusia itu
jangan-jangan sudah memiliki habitat di tengah hirup-pikuk manusia. Hal itu bisa
menjadi tanda bahaya.
Seperti novel misteri
lainnya, penulis pintar mempermainkan rasa penasaran dan juga intensitas
ketegangan yang pasti membuat kita seolah ikut di dalam ceritanya. Ketakutan di
mana kita tidak tahu akan adanya bahaya yang sedang mengintai dari dalam tanah.
Anthropophagi adalah makhluk
nokturnal yang bergerak di malam hari
dan tidur di siang hari. Daging selain manusia tidak menarik bagi spesies tersebut.
Novel ini menyajikan keseruan yang pasti membuat perut ikut tegang meski hanya
dengan membaca.
Yang paling menarik dari novel ini juga bagaimana hubungan antara
Dr Warthrop berkembang dari majikan-pembantu atau ilmuwan-asisten menjadi seperti
keluarga. Dr Warthrop sebenarnya memiliki masa muda yang membuat Will iba. Ia
jauh dari ayah kandungnya dan selalu mengirim surat dari Paris meski si Ayah
lebih sibuk dengan pekerjaannya. Will yang merasa kesepian, meski sering benci
dengan tindakan acuh sang dokter, lambat laun dapat memahami sisi kesepian sang
muncul. Mereka berdua tak jauh berbeda. Will dan si monstrumolog seolah tak
menggubris satu sama lain, kesepian yang tanpa ada rasa saling memperdulikan.
mo
Meski ada banyak tokoh lain yang lebih menyebalkan, tapi
kita harus menjaga cerita ini tetap intens dari awal hing akhir. Novel ini juga
memiliki seri kelanjutannya. Apakah spesies pemakan manusia itu bisa
dimusnahkan dan bagaimana sang dokter menyelamatkan desa dengan kemampuan
bertarung nyaris nol, hanya bisa dinikmati jika anda mau melahap novel ini.
Tidak ada komentar
Posting Komentar