image source: @neonbrand (Unsplash) |
Menulis adalah salah satu kegiatan
mengasyikkan yang tidak butuh biaya dan waktu yang bisa disesuaikan dengan
keinginan kita. Menulis dapat menghasilkan penghasilan tambahan, contohnya saja
menulis artikel di surat kabar, penulis novel, cerpen dan lain-lain. Mungkin Anda
adalah seorang penggila buku namun merasa tidak berbakat dalam menulis? Jawabannya,
SALAH BESAR...
Tiap orang tidak perlu bakat alam untuk tumbuh menjadi penulis profesional, modal menjadi penulis yang baik adalah gemar membaca, mau belajar dan siap berlatih menulis. Dalam materi kali ini, saya akan membedah beberapa kendala menulis fiksi, dan inilah beberapa tips praktis menulis kreatif fiksi yang telah saya rangkum dari beberapa sumber.
Tiap orang tidak perlu bakat alam untuk tumbuh menjadi penulis profesional, modal menjadi penulis yang baik adalah gemar membaca, mau belajar dan siap berlatih menulis. Dalam materi kali ini, saya akan membedah beberapa kendala menulis fiksi, dan inilah beberapa tips praktis menulis kreatif fiksi yang telah saya rangkum dari beberapa sumber.
1. Judul
Mungkin Anda sering
mendengar pepatah Dont’t judge a book by
it’s cover, pepatah ini mungkin sangat sesuai bila Anda ingin mencari
kualitas, bukan hanya pembungkus yang mengkilap namun miskin manfaat. Tetapi kita
juga tidak boleh memungkiri, bahwa judul yang menarik dan membuat penasaran
tentunya akan membuat mata kita tertarik untuk membelinya, apalagi saat ini di berbagai toko buku, semua buku yang dijual telah dilapisi plastik pembungkus
agar tidak bisa dibaca.
Jadi buatlah judul yang membangkitkan rasa ingin tahu pembaca, menggelitik, tidak menimbulkan makna ambigu namun tetap mewakili keseluruhan isi cerita.
Jadi buatlah judul yang membangkitkan rasa ingin tahu pembaca, menggelitik, tidak menimbulkan makna ambigu namun tetap mewakili keseluruhan isi cerita.
2. Pembukaan Menarik
Paragraf pertama dari cerita harus
menimbulkan minat dan hasrat bagi pembacanya. Memilih kata-kata yang tidak
terlalu bertele-tele serta membawa pembaca untuk masuk ke tema cerita yang anda
buat. Poin ini sangat penting, karena biasanya editor naskah akan membaca
secara keseluruhan sebuah naskah jika paragraf atau bagian pembuka cerita
sangat menarik dan menggelitik rasa penasaran pembaca.
Berikut adalah salah
satu contoh paragraf pembuka dari cerpen saya yang berjudul “Ada Cinta di TPA”,, “Bocah kecil itu menatapku dengan
bola matanya yang jernih. Pakaiannya yang compang-camping, badannya yang hitam
dan bau tak menutupi pesona matanya yang menjeratku. Lalu aku direngkuhnya dan
aku dipeluknya erat-erat. Aku tak lagi merasa jijik. Ada kehangatan yang
menyergap dalam sanubariku. Aku yang mula-mula berencana perlahan mati di sudut
gelap tempat ini, disebuah sudut kecil di kotaku yang kucintai, kini seolah
menemukan setitik cahaya.”
3. Penutup yang Memberikan Pesan
Jangan terburu-buru
untuk menuntaskan cerita. Buatlah cerita yang senatural mungkin hingga akhir. Penutup
yang baik dapat memberikan pembaca sebuah perenungan atau amanat yang tersirat.
Buatlah ending cerita yang membuat pembaca bebas untuk beropini atau
mengembangkan imajinasinya. Bila membuat ending yang jelas, hindari pemilihan
kata-kata yang seolah mendikte jalan pikiran pembaca.
Buatlah alur dan konflik masuk akal Image Source: @victor_g (Unsplash) |
4. Alur
Anda bisa menggunakan
alur maju, mundur atau campuran. Yang paling penting adalah buat alur yang
mudah dipahami dan runtut. Andah boleh menggunakan alur campuran, asal pembaca
tidak kebingungan untuk membacanya. Posisikan diri anda sebaga pembaca atau
minta orang lain sebagai pembaca pertama anda.
5. Seting yang Pas
Untuk membuat cerita
yang terasa nyata dan membangkitkan imajinasi pembaca, Anda harus melakukan
riset secara detail dan menyeluruh mengenai setting yang anda gunakan dalam
cerita. Jangan hanya mengandalkan pengetahuan Anda yang terbatas. Lakukan riset
melalui media internet, buku atau terjun langsung ke lokasi.
6. Sudut Pandang
Sudut pandang dalam
naskah fiksi bisa berbentuk kata ganti orang pertama dan orang ketiga. Untuk penulis
pemula, biasanya sering menggunakan kata ganti pertama untuk mendalami
karakter. Semuanya terserah Anda, pakailah yang menurut Anda paling cocok
digunakan dalam cerita.
7. Kesesuaian Bahasa
Lihat tema cerita
yang Anda buat, apakah isinya mengenai percintaan remaja, komedi, dan
lain-lain. Sesuaikan gaya bahasa sesuai dengan tema yang Anda buat. Dan sesuaikan
juga dengan logika cerita, misalnya seorang siswa SMU yang biasa memakai bahasa
gaul saat berbicara dengan temannya tentu akan memakai bahasa sopan ketika
bicara dengan gurunya di sekolah.
8. Konflik
Konflik adalah bumbu
cerita yang paling ditunggu oleh pembaca. Ramu konflik cerita dengan bumbu yang
menarik dan buat senatural mungkin, jangan terlalu banyak membuat kalimat
hiperbol. Buatlah seolah-olah pembaca ikut merasakan permasalahan yang dialami
tokoh dalam cerita.
image source: @rawpixel (Unsplash) |
9. Karakter yang Hidup
Karakter atau tokoh adalah bagian terpenting dalam cerita fiksi. Konflik, alur dan bagian lain dari cerita fiksi bisa gagal atau berhasil meraih atensi pembaca dari kekuatan tokoh-tokohnya. Dee Lestari mengatakan bahwa tokoh adalah duta dalam sebuah cerita fiksi. Buatlah karakter yang natural, jelas sifat dan kebiasaannya hingga jelas juga cara bicara dan berpakaiannya supaya bisa hidup di benak pembaca. Jangan terlalu membuat tokoh protagonis yang sempurna misalnya. Buatlah kekurangan dan kelebihan tokoh atau karakter tersebut secara manusiawi.
10. Logika Cerita
Karakter atau tokoh adalah bagian terpenting dalam cerita fiksi. Konflik, alur dan bagian lain dari cerita fiksi bisa gagal atau berhasil meraih atensi pembaca dari kekuatan tokoh-tokohnya. Dee Lestari mengatakan bahwa tokoh adalah duta dalam sebuah cerita fiksi. Buatlah karakter yang natural, jelas sifat dan kebiasaannya hingga jelas juga cara bicara dan berpakaiannya supaya bisa hidup di benak pembaca. Jangan terlalu membuat tokoh protagonis yang sempurna misalnya. Buatlah kekurangan dan kelebihan tokoh atau karakter tersebut secara manusiawi.
10. Logika Cerita
Logika cerita adalah
kelogisan dalam mengurai alur dan jalannya cerita. Misalnya Anda membuat cerita
berlatar belakang tahun 60-an, tentu akan sangat tidak masuk akal bila di dalam cerita menyebutkan iklan masa kini atau telepon Blackberry.
Inilah
beberapa tips singkat menulis kreatif fiksi untuk Anda. Semoga bermanfaat untuk Anda yang berniat menjadi penulis fiksi. Teruslah berlatih dan tetap belajar
5 komentar
kadang kalo nulis fiksi seolah2 ceritanya 'punya' alurnya sendiri,,mau diarahin kok rasanya alur yg mw kita bikin kok ga pas..hehe
Artikel yang berguna banget euy. Terima kasih ya.
Sama2 semoga bermanfaat 😁
Gimana cara menambahi scene romance di cerita yang fokus pada aksi misteri...?
Katanya cerita action tanpa romance itu garing .. tp saya gak bisa buat cerita romance.. jd apa saya harus fokus ke aksi misteri tanpa selingan romance... Atau ditambahi seadanya...
Atau ada saran lain...
Mohon jawabannya kak...
Terima kasih
Hai,lain kali tunjukkan namamu yaa jangan malu :)
Ini sama dengan penulis horor, nggak semua cerita horor harus ada bumbu romance. Soal action tanpa romance itu bisa kok, anggapan salah kalau ada yang bilang tanpa romance maka cerita tidak menarik. Coba kamu fokus pada hal lain, di dalam cerita action itu ada sisi persahabatan yang bisa digali? Cerita kompleksitas keluarga atau masa lalu tokoh misal? Referensinya banyak kok, misal film Ashfall di korea yang baru tayang 2019, atau film Hollywood lain. Buatlah sesuatu yang membekas di hati pembaca, tonjolkan sisi psikologis tokoh dan relasi dengan tokoh lainnya tak melulu dari segi romance
Posting Komentar