Kelas Masyarakat Jepang di Zaman Feodal



Kelas Masyarakat Jepang di Zaman Feodal


Di postingan ini saya masukkan ke kategori Travel & Food karena Jepang adalah negara yang juga ingin saya kunjungi. Mempelajari bahasa ini sejak kuliah hingga menjadikan bahasa Jepang sebagai bagian profesi, membuat saya juga tertarik untuk belajar sejarahnya. Kali ini saya akan mengajak pembaca untuk jalan-jalan ke zaman feodal.

Jepang adalah negara yang memakai sistem monarki. Masyarakat Jepang sangat mencintai kaisarnya dan juga menjunjung tinggi budaya tradisionalnya. Untuk pemerintahannya dipimpin Perdana Menteri.


Kelas Masyarakat Jepang Zaman Feodal

Pada zaman feodal, masyarakat Jepang terbagi dalam beberapa kelas sosial. Kelas sosial ini membuat cara hidup yang sangat jauh antara bangsawan dan juga rakyat jelata. Kelas sosial masyarakat Jepang di zaman feodal ini dipengaruhi aliran neo konfusianisme yang juga dipegang oleh masyarakat Korea dan Cina.

 

·         Anggota Keluarga Kerajaan

Di puncak tertinggi kelas masyarakat Jepang, tentu saja adalah Kaisar dan anggota keluarga kerajaan. Kaisar beserta Permaisuri dan nantinya pangeran yang dilahirkan akan digelari Pangeran Mahkota atau Putra Mahkota. Anak laki-laki menjadi sangat penting sebagai penerus tahta.

 

Selain keluarga inti, para kerabat kerajaan juga dianggap mempunyai status sosial yang tinggi. Kaisar ditahbiskan sebagai titisan dewa, oleh sebab itu titah Kaisar sangat dipegang teguh oleh seluruh rakyat. Coba baca sejarah pasukan Jepang di saat Perang Dunia yang  rela mengorbankan nyawa demi memenuhi amanat Kaisar, tujuannya untuk melindungi harga diri bangsa sampai titik darah penghabisan. Bahkan kita bisa melihatnya hingga zaman modern. Masyarakat Jepang sangat taat aturan dan tertib.

 

·         Kaum Bangsawan

Kaum bangsawan  terbagi lagi menjadi beberapa strata yaitu shogun, daimyo, samurai dan ronin. Golongan shogun ini pada umumnya mempunyai kekuatan militer di kerajaan. Para pejabat tinggi yang berasal dari kaum shogun biasanya ditunjuk langsung oleh Kaisar.

 

Daimyo juga biasa disebut sebagai tuan tanah. Untuk melindungi areanya, Daimyo akan menyewa jasa dari kaum samurai. Biasanya daimyo berkuasa karena wilayah tanah yang dimiliki bisa tersebar di banyak daerah. Di zaman feodal, daimyo ditakuti oleh rakyat biasa.

 

Ronin adalah golongan terendah di masyarakat bangsawan. Ronin tidak memiliki majikan yang dilindungi seperti para samurai. Bisnis yang dijalankan berupa jasa perlindungan dan lainnya. Seorang samurai akan menjadi ronin jika tidak lagi memiliki majikan untuk dilayani serta dilindungi atau jika memang melepaskan diri.

 

kelas masyarakat jepang feodal
Tokugawa Iemitsu
Sumber: wikipedia



·         Petani

Berikutnya memasuki kaum rakyat jelata. Petani termasuk masyarakat biasa tetapi kedudukanya lebih tinggi (termasuk juga para peternak). Keluhan petani di masa feodal umumnya terkait tuntutan pajak yang tinggi. Semasa kepemimpinan Tokugawa Iemitsu, para petani tidak diperkenankan  makan beras dari padi yang ditanam. Hasil panen yang dikerjakan  petani,  harus diserahkan kepada daimyo yang berkuasa, sedangkan petani hanya dapat menunggu kebaikan hati dari daimyo untuk diberi beras.

 

·         Pengrajin

Masyarakat pengrajin ini terkenal dengan kecakapannya dalam membuat perkakas dan kerajinan tangan. Perlengkapan semacam alat makan, peralatan masak, pakaian, kerajinan dari kayu, keramik dan lainnya bisa dihasilkan dengan indah. Namun walau piawai dalam menciptakan barang bermanfaat dan bernilai seni, para pengrajin dianggap tidak  sepenting petani.

 

Bisa jadi dari posisi petani yang bertugas untuk menghasilkan bahan pangan, maka daimyo menganggap posisinya lebih tinggi dari pengrajin. Sebagian besar para pengrajin dan keluarganya memilih hidup terpisah dari para samurai serta tersebar di berbagai kota. Sementara itu samurai akan tinggal di istana atau puri daimyo karena tugas utamanya melindungi kaum bangsawan.

 

Source: unsplash

·         Pedagang

Pedagang posisinya berada di bagian terbawah dalam struktur masyarakat feodal Jepang. Meskipun pedagang menjual barang atau memiliki toko yang menjual kebutuhan, pada masa itu mereka dianggap sebagai orang-orang yang mengambil keuntungan pribadi.

 

Karena tindakan curang beberapa pedagang yang mengambil selisih harga terlalu jauh dari harga beli, banyak orang merasa dirugikan. Tindakan dari pedagang yang curang lainnya adalah membeli barang dengan harga semurah mungkin dari para buruh kemudian dijual ke para petani atau pengrajin dengan harga tinggi.

 

Para pedagang tinggal terpisah dari kaum lainnya. Bagi pedagang besar sekelas saudagar juga memiliki peraturan tak tertulis untuk tidak terlalu menjalin hubungan akrab dengan sesama pedagang. Urusan antar pebisnis hanya murni urusan pekerjaan. Pedagang yang berpengaruh biasanya memiliki koneksi dengan para pejabat dan berpengaruh pada hubungan politik.

 

 

Sisi suram dari zaman feodal adalah terdapat golongan masyarakat yang tidak termasuk di struktur masyarakat di atas, mereka disebut eta. Di masa itu kaum eta tidak dianggap sebagai manusia yang berhak dihargai atau diajak berkomunikasi. Masyarakat yang termasuk kaum eta dianggap memiliki pekerjaan tidak terhormat seperti pembunuh bayaran, budak, dan tukang jagal hewan.

 

Inilah sejarah singkat kelas masyarakat Jepang di zaman feodal. Tentunya di masa modern ini struktur tersebut sudah tidak digunakan, hanya keluarga kerajaan tetap menjadi orang-orang yang paling dihormati di negaranya.

 

 

 

Sumber utama:

https://www.ushistory.org/civ/10c.asp

(Artikel dengan tema serupa pernah saya tulis di website Solusik, dan di blog ini sudah saya ubah kalimatnya sehingga tidak terdeteksi plagiat)


8 komentar

Tira Soekardi mengatakan...

makasih sharingnya

Bang Day mengatakan...

Kayaknya sekarang masih tetap ada yah kecuali shogun dan ronin tapi dalam bentuk lainnya ada

BlogSabda.com mengatakan...

dari kelas masyarakat, istilah yang familiar ronin n samurai. aku kira samurai itu kesatria berpedang yang pakai katana.

eh bener juga ya kk, tapi mereka kerja sebagai pelindung tuannya

Reffi Dhinar mengatakan...

sama2

Reffi Dhinar mengatakan...

Yang bangsawan aja adanya, sisanya udah setara semua, hehe

Reffi Dhinar mengatakan...

beneer samurai itu ksatria punya katana, tapi mereka memiliki tuan, kalau udah kerja sendiri disbeut ronin

miyosi ariefiansyah (bunda taka) mengatakan...

Ditunggu di Jepang, Mbak :)

Reffi Dhinar mengatakan...

Siap mbaak hehehehe