Reading Journey "Don't Follow Your Passion"




Banyak sekali buku yang menjelaskan mengenai passion. Padahal untuk menemukan apa yang kita sukai, sekaligus memberi penghidupan yang layak tidak selalu mudah.

Lewat buku ini, saya menemukan banyak wawasan menarik yang ternyata sangat realistis dan logis. Tanpa sadar pun saya terapkan dalam kehidupan baik dari segi kreatif maupun profesional.


Kisah Steve Jobs dan Tokoh Lainnya

Passion bukanlah sesuatu yang harus dikejar. Bahkan Steve Jobs yang telah dikenal sebagai pengejar passion pun sebenarnya mengalami hal-hal yang beragam sebelum mendirikan Apple.

Steve Jobs kuliah di sebuah jurusan kesenian, kemudian ia belajar khusus tentang zen. Sambil bekerja shift malam, Steve menemukan fakta jika banyak orang yang ingin memiliki komputer dengan desain praktis.

Setelah melakukan percobaan penjualan pertama dengan bekerjasama dengan Wozniak, Steve masih belum menyatakan bahwa perusahaan rintisannya memiliki peluang yang bagus. Ia dan Wozniak masih bekerja di kantor lama.



Apple berdiri setelah seorang pembeli ingin menjual ratusan unit komputer rakitan Steve dan Wozniak. Jadi intinya, jangan hanya mengejar passion. Kalau merunut apa yang dilakukan Steve Jobs, ia mencoba banyak hal. Steve tidak berhenti mengeksplorasi sampai menemukan momentum untuk Apple.


Kumpulkan Modal Keahlian, Jadikan Dirimu Berlian

Steve Jobs dan Wozniak tidak berhasrat untuk menaklukkan dunia. Small steps matters. Mereka merencanakan dengan matang dan mengambil langkah maju, meski tidak melesat dengan cepat. Setelah sukses, bidang pekerjaan apapun bisa menjadi hal yang dicintai.

Mengejar passion tanpa pernah benar-benar menekuni sesuatu atau mencoba untuk mempelajari apa yang dilakukan saat ini, juga bukanlah hal yang bisa dibanggakan. Karena pada dasarnya, sebuah passion yang ditekuni menjadi profesi, pasti akan memberikan titik jenuh. Jangan dengan dalih mengejar passion, tetapi aslinya malah melarikan diri dari kesulitan.



Jadilah pribadi hebat hingga kamu tidak diabaikan

Untuk menjadi orang yang hebat, gunakan pola pikir perajin. Seorang musisi keren yang diwawancarai penulis, menghabiskan waktu berjam-jam untuk menyeting dan melatih gitarnya. Musisi ini berasumsi jika pelatihan akan membuat komposisi lagunya semakin menarik.

Pola pikir perajin akan membuat seseorang rendah hati. Perajin berpikir mengenai hal apa yang bisa ia berikan pada dunia. Jika fokus pada passion, maka seseorang berpikir tentang apa yang bisa diberikan dunia pada dirinya.

Ketika seseorang tahu cara memberi value dalam pekerjaan dan terus belajar, ini membuatnya semakin meningkat secara kualitas. Hanya mengejar passion, serjngkali membuat seseorang kurang berkomitmen dan kurang konsisten. 

Tidak semua orang menjadi atlet yang menemukan minatnya pada cabang olahraga tertentu, lalu berlatih hampir sepanjang hidupnya. Kita yang biasa-biasa ini, perlu memasukkan unsur realistis dalam tiap ide.

Fokus pada langkah kecil dulu

Di salah satu kisah, saya sangat kagum dengan pesan yang tersirat di babnya. Bermimpi besar dimulai dari langkah terkecil. Seorang ahli epidemi, fokus pada ruang lingkup penelitian kecil. Ternyata, hasil penelitian tersebut bisa diterapkan untuk penelitian yang lain.

Impian saya pun ingin menjadi penulis inspiratif sejak dahulu. Maka saya kumpulkan modal keahlian sedikit-sedikit. Pertama, fokus pada karya tulisan. Lalu belajar untuk menjadi pembicara yang baik. Wordholic Class kini bisa berkembang sejak idenya muncul di tahun 2016. Fokus pada hal yang kecil, dampaknya bisa lebih berdaya. Ingat prinsip pareto.

Mengetahui kriteria pekerjaan yang oke

Ada beberapa kriteria pekerjaan yang membuat kita bersemangat menekuninya.

Kreativitas: ada unsur kreatif dalam prosesnya. Kita memasukkan ide dan inovasi dalam mengerjakan.

Dampak: apa yang kita hasilkan tidak hanya berfokus pada diri sendiri, tetapi juga harus memiliki dampak besar untuk orang lain atau sekitar.

Kontrol: pekerjaan yg kita tekuni harus kita kontrol secara penuh. Jadi kita punya akses untuk membuat perbaikan atau perubahan jika memang dibutuhkan. Misal seorang karyawan baru juga diminta kontribusi di bidang pekerjaannya.

Paksa diri kita bekerja, berikan sesuatu yang lebih dan langka, jadi keahlian kita muncul. Kemudian asah hingga terlihat oleh orang lain.


Catatan ini bukan review. Jadi ini hanyalah beberapa topik yang saya rangkum karena isinya sangat perlu untuk diingat. 

2 komentar

Anisa AE mengatakan...

Wah keren sih ceritanya, don't follow your passion awalnya aku berpikir kenapa tidak? Passion harus diikuti karena memang penting untuk kita, tetapi ini benar juga sih.

Reffi Dhinar mengatakan...

Aku juga awalnya heran sama judul bukunya, setelah baca jadi ikut setuju, ada benarnya sih haha