Ada yang belajar tentang law of attraction? Law of attraction ini menjadi sebuah topik menyenangkan yang sering dibahas di berbagai pembicaraan terkait pengembangan diri. Ada yang setuju jika ini hal yang bagus, ada pula yang bilang jika tidak menghasilkan apa-apa. Lalu bagaimana dengan saya?
Saya sangat percaya dengan hukum tarik-menarik. Law of attraction (LOA) ini sendiri sangat erat kaitannya dengan hukum tabur-tuai ya. Jika menabur kebaikan, maka kita akan menarik berkah. Hal ini juga termasuk dalam pikiran. Fokus pada satu gelombang pikiran, akan menarik hal-hal yang sesuai isi pikiran kita. Our mind creates our reality.
Sebagai seorang muslim, saya belajar tentang cara berdoa. Ketika sedang berdoa, seorang muslim dianjurkan untuk meyakini isi doanya dan juga berpikir positif. Tentu saja, doa itu disertai dengan usaha atau yang kita sebut sebagai ikhtiar. Jika hasil dari doa itu belum juga datang atau malah muncul kegagalan, kita diminta untuk husnuzan (berprasangka baik), jangan sampai mengutuk keadaan.
Dalam istilah 'law of attraction' terdapat frasa 'action'. Jadi, untuk menarik hal baik, tentu harus ada aksi. Kamu tidak akan bisa mendapatkan hasil yang baik hanya dengan menulis daftar impian dan visualisasi saja.
Jangan Salah Kaprah Soal LOA
LOA ini sifatnya memang universal. Namun, saya menggunakan rasa percaya ini sesuai agama yang saya yakini dan tetap berpegang teguh pada ketetapan Allah SWT. Bagi pemeluk keyakinan lain, bisa menggunakan praktik LOA atau menyebutkan nama Tuhan sesuai keyakinannya.
Kalau sampai ada yang bilang jika LOA itu malah menduakan Tuhan, mungkin paktiknya saja yang berbeda. Saya tidak ingin menghakimi cara orang lain. Yang paling penting, saya melakukan LOA ketika sedang salat, berdoa, hingga visualisasi sebelum tidur.
Saat kegagalan itu saya alami, kesedihan saya tidak lagi berlarut-larut. Ajaibnya, akan selalu ada hal baik yang saya alami sehingga kegagalan sebelumnya mulai terdistorsi. Ada keinginan yang belum tercapai? Berdoa dengan gaya LOA tetap saya lakukan. Fokus pun jadi tidak pada hal-hal yang membuat cemas. Evaluasi diri dan memperbaiki kesalahan adalah aksi yang saya lakukan agar diri ini tidak dibelenggu emosi negatif.
Apakah LOA ini semacam toxic positivity? Bagi saya, tidak.
LOA yang baik juga perlu disertai dengan mindfulness. Saya sadar kapan diri saya lelah dan butuh istirahat. Kalau memang ada kesalahan yang saya perbuat, saya tidak menyalahkan orang lain dan mengambil tanggung jawab. LOA hanya akan berguna ketika tidak ada sumbatan emosi negatif di dalam hati dan pikiran. Bagaimana kamu bisa menarik hal baik kalau dalam dirimu keruh?
Mewujudkan LOA
Lantas, bagaimana caranya agar kita bisa menjadi orang yang menarik hal-hal positif?
1# Berorientasi Pada Proses
Law of
attraction dapat terwujud ketika kita dalam kondisi yang stabil dan positif. Hal yang
perlu dilakukan pastinya fokus pada proses. Makanya, salah satu cara agar
mindset ini bisa kita posisikan sesuai keinginan, kita perlu mencatat luapan
emosi dalam jurnal.
Proses
pembuangan racun negatif adalah salah satu pijakan awal agar perubahan mindset
dari sisi negatif ke positif bisa berjalan. Lakukan healing baik dari mencatat
jurnal sampai berkonsultasi kepada ahli baik itu psikiater atau psikolog.
Jangan terburu-buru.
Kita akan
menarik hal yang kita pikirkan, maka jika kita fokus pada proses perbaikan atau
penyembuhan, perlahan hal baik pasti akan mendekat.
Dulu, saya
juga tidak tahu bagaimana cara menghasilkan uang dari blog dan buku. Beberapa
kali saya sering putus asa dan minder dengan pencapaian kawan sesama penulis.
Namun, saya sadar jika fokus pada proses menulis dan belajar satu demi satu,
akan mendekatkan kesempatan lebih baik.
Kini saya
sudah menerbitkan 24 buku (per tahun 2024), menjadi writing coach, membangun
bisnis kelas menulis dengan kolaborasi mentor lain, content writer berbagai
klien, serta kesempatan lain yang saya capai setelah saya tidak berhenti
berproses sejak 2013.
2# Mengetahui Jika Ada Hal di Luar Kontrol
Ketahuilah
jika ada hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan. Maka untuk menjaga vibrasi
positif, lakukan filter konten yang kita asup. Berhenti mengikuti akun yang
hanya menjual keewahan tanpa memberi insight positif tentang pengembangan berpikir. Jangan mengikuti akun gosip. Perbanyak untuk mengikuti akun informatif serta edukatif.
Saat
menginginkan hidup yang berlimpah dari bisnis misalnya, saya mengikuti akun
para pebisnis dan coach yang kontennya penuh dengan kecerdasan dan keberlimpahan.
Ada kalanya saya capek dengan kegagalan, tetapi setelah s aya membaca atau menonton konten perjuangan
orang-orang sukses, saya tertarik untuk mengikuti cara berpikir mereka. Coba
ikuti Neil Patel di Youtube, April Mason di Instagram, dan Amy Porterfield di
Spotify. Tiga orang itu membawa perubahan besar bagi cara berpikir saya saat
ini.
3# Mulai Berlatih Membuat Resonansi Pikiran
Bekerja
keras sekaligus cerdas juga perlu ditambahkan untuk melatih kondisi mental agar sesuai
dalam gelombang yang kita inginkan. Ucapkan dalan hati ketika ingin mendapat
job baru dengan kalimat seolah kamu sudah memilikinya.
Contoh:
“Aku sudah
memiliki dana 1 juta rupiah dari salah satu klien yang dating padaku.”
“Aku punya
6 klien yang mau bekerjasama denganku.”
Ucapkan secara spesifik. Lakukan seiring dengan usaha yang kita lakukan. Berdoa ketika sedang ibadah ditambahkan kalimat positif yang kita praktikkan, akan menjadi gelombang magis untuk hidup.
5# Menghargai Pencapaian Sekecil Apapun
Untuk memiliki law of attraction yang baik, maka vibrasi diri harus berada di posisi terbaik pula. Kepuasan menjadi kuncinya. Hargai setiap pencapaian kecil, seperti bisa berolahraga selama 7 hari. Puji diri sendiri ketika bisa tidur selama 7 jam selama dua minggu contohnya. Hal-hal itu akan membuat diri bahagia dengan keberhasilan-keberhasilan kecil/
Bukankah seringkali manusia itu baru bisa mensyukuri nikmat sehat saat mendadak diserang penyakit? Kita jadi lebih peduli saat hal yang kita miliki memiliki batas waktu atau kadaluarsa. Bagaimana denganmu?
Jika ingin menjadi magnet positif, kamu bisa mulai melatihnya sekarang juga. Hindari sikap antipati dan pesimis berlebihan. LOA bisa terbentuk jika kamu berusaha memperbaiki diri dan tidak fokus pada hidup orang lain. Mau mulai bergerak?
(Baca Juga: Algoritma Saat Membuka Medsos Bekerja Seperti Otak Kita)
Tidak ada komentar
Posting Komentar