Aku terperangkap. Sekali lagi aku terjebak pada
sorot sayunya. Ketika aku sedang menikmati keindahan sosoknya yang sederhana
dari tempatku yang tersembunyi, tak diduga ia menoleh dan menangkap basah aku. Dia
adalah pria dengan sikap paling dingin yang pernah aku kenal. Sebentar, aku
hanya sekedar tahu namanya, berarti kami tidak pernah benar-benar saling
berkenalan. Tubuhnya sedikit lebih tinggi dibandingkan tubuhku. Rambutnya berpotongan
cepak rapi. Senyumnya, hmm sepertinya
aku jarang sekali dan hampir tidak pernah melihatnya tersenyum. Ia selalu
tampak angkuh dan tak peduli dengan lingkungan sekitar.
Jantungku berhenti untuk sepersekian detik ketika ia
menyunggingkan senyum tipis hampir tak kentara, lalu ia berjalan mendekatiku.
“Sedang membaca apa, Rani?” tanyanya tanpa basa-basi
sembari menarik kursi dan duduk di sampingku.
Aku terperangah tak percaya. Ia mengetahui namaku. Tapi
bagaimana bisa? Aku berusaha menguasai diri dan menjawab dengan setenang
mungkin,”Sedang baca novel aja,”
Beberapa siswi yang melihatku terlibat percakapan
dengannya seperti mendapati pemandangan langka. Wira Si Pangeran Dingin yang
tak sadar dirinya populer di kalangan siswi SMU Pelita, menyapa Rani- gadis
sederhana yang hobinya menghabiskan waktu di perpustakaan sekolah.
“Aku lihat, kamu hampir tiap hari datang ke perpus. Apa
perutmu nggak pernah lapar tiap istirahat hanya menikmati buku sendirian?”
tanyanya masih dengan senyum yang tak mampu kuartikan.
“Lapar sih, tapi aku sudah bawa bekal dari rumah
jadi tidak perlu ke kantin,” jawabku.
Wira mengerlingkan bola matanya sambil bersandar santai
di kursi. Aku sendiri berusaha menahan gelisah dan menjaga agar jangan sampai
terlihat salah tingkah. Berikutnya aku mencoba fokus pada bacaanku.
“Kamu suka novel-novel petualangan ngayal kaya gini?”
Wira bertanya lagi sambil menunjuk buku yang kubaca, berjudul The Host karya Stephanie Meyer.
Aku sedikit sebal dengan pertanyaannya karena aku
memang sangat menggemari bacaan berbau petualangan dan fantasi,”Iya,” aku
menjawab sekenanya dan menggeser sedikit posisi dudukku untuk berkosentrasi membaca.
Sial, apa dia tidak tahu kalau hatiku sendiri sedang gelisah gara-gara
kehadirannya?
“Kamu nggak pernah berubah ya Ran,” tukas Wira. Aku terkejut
mendengar kata-katanya. Sekarang salah satu tangannya sedang menopang dagu dan
melihatku dengan pandangan yang lebih lembut.
Aku merasa tidak pernah kenal dekat dengan Wira. Kami
tidak pernah sekelas. Aku mengagumi Wira karena ia pernah membantu seorang
nenek menyeberang jalan, di saat anak-anak lain cuek dengan nenek itu. Penampilan
dinginnya sama sekali tak terlihat dan ia kelihatan sangat ramah dan hangat. Sudah
banyak gadis-gadis cantik yang mengejar cinta Wira, namun hati pemuda itu sama
sekali belum tersentuh.
“Bagaimana kabar bunga anggrek kamu?” tanya Wira
lagi.
“Hah, bunga anggrek?” pikiranku berputar tak
mengerti dengan pertanyaan anehnya.
“Bunga anggrek yang kamu tanam di dekat kelas X-3
itu,”
Aku teringat dengan bunga anggrek warna ungu yang
kutanam saat mendapat tugas biologi. Tiap hari aku siram dan kujaga agar tidak
terkena sinar matahari terlalu banyak. Karena bunganya mekar dengan indah, Bu
Marta guru biologiku, memintanya untuk ditanam di rumah.
“Kenapa kamu bisa tahu soal bunga anggrek itu?”
tanyaku.
“Aku menyukai pelangi, yang jarang muncul tapi
kehadirannya sangat menggugah hati. Jangan heran kenapa aku bisa tahu namamu
atau bunga anggrek ungu itu. Aku lebih banyak tahu soal dirimu lebih dari apa
yang kamu pikirkan,” ujar Wira penuh dengan teka-teki,”Saranku, jangan hanya
tenggelam dalam buku-buku itu. Mulailah lihat sekeliling. Keajaiban itu tak
jauh-jauh dari kita kok, malah menurutku kamu juga bagian dari sebuah
keajaiban,” celotehnya panjang lebar.
Sebelum aku melontarkan pertanyaan, Wira beranjak
dari kursi dan melenggang pergi. Senyumnya masih belum berubah. Aku heran dan
sangat kebingungan. Siang ini adalah hari teraneh dalam hidupku, terutama
semenjak aku berbicara dengan Wira. Seolah ada selubung rahasia yang ingin ia
sampaikan melalui kata-katanya.
6 komentar
Good story.
Gak ada tokoh ketiga yang antagonis? Pasti lebih bagus nih cerita :)
masih perkenalan, belum menuju konflik.. terimakasih sudah berkunjung ^^
wah di tunggu deh cerita selanjutnya mbak :D
828bet.com agen bola terpercaya piala dunia 2014 | Ameba pigg indonesia
Cipto Junaedy
828bet.com agen bola terpercaya piala dunia 2014
Nano Spray
Pulau tidung | wisata Pulau tidung | paket pulau tidung
bagus kata2nya,,
nice gan :D
menunggu kelanjutan ini mungkin hukumnya wajib.
hehe
#BlogWalking
terima kasih..sudah ada episode keduanya loh ^^
Posting Komentar