Hikayat Pemuda dan Puteri, entah bernama siapa

Ini bukan dahulu kala
Peristiwa milenium dunia
Bertinggal di bumi sederhana
Sekelumit saja

Pemuda ceking, tinggi kering
Bak galah bambu berpusing
Jatuh tertunduk
Di bawah sayu sang Puteri kemelut

Dan putaran kisah
Disembahyangi kidung asmara
Desah merona
Akhir merajam jiwa
Setidaknya, itu kata mereka

Pemuda berkata
Sang Puteri bersandiwara
kalah telak
Keduanya diam dalam kerak

Pemuda berlari
Sang Puteri mencari
Pemuda kembali
Sang Puteri acuh lagi
"Lalu, apa mau mereka?"

Pemuda meratap
Sang Puteri mengelak
Ada pangeran harap jauh
Menggilas pasrah, jauh dari jarak

Hei, kau Pemuda
Kamu laki-laki tulen bukan?
Kejarlah perempuan mimpimu
Bukan hanya bersendawa pilu

1 komentar

Anonim mengatakan...

Jinak jinak merpati