Bisakah?

Tak perlu mengasingkan diri, jika lelah mendera otak lantas menjadi bakteri yang menyerang hati. Kita tahu dan saling mengerti segala macam pertanda di dunia sudah dibuat berdampingan. Ada susah pasti ada bahagia, ada keruwetan pasti akan ada penyelesaian, bahkan kita  pun sudah diciptakan berlainan. Aku adalah perempuan yang masih menggunakan  rasa, meski banyak orang menyebutkan diriku kurang peka. Kamu juga adalah pria yang diciptakan menggunakan sebagian besar logika, walau mungkin akan ada saatnya keyakinanmu kadang-kadang berwarna abu-abu.


Saling mengerti, itu yang selalu kucoba untuk berlaku sedewasa mungkin. Untuk menghadapi kesulitan dan tantangan dari apa yang kukerjakan. Aku juga berusaha memahami bentuk tanggung jawab yang kumiliki, seperti halnya dirimu. Tapi tahukah kamu? Apakah semua isyarat yang sudah sangat jelas itu, masih sulit kaubaca? Cobalah berpikir sejenak, apa kau benar-benar tidak tahu atau mencoba mengujiku?


Jam dinding itu terus berlari menuju detik yang baru. Aku tak ingin mengeluh. Tolong, sedikit saja kau beri celah atau tanda padaku, jika semua maksudku sudah kauketahui. Apabila ada yang tak kaumengerti, bisakah kau tak hanya menahan diri?

Tidak ada komentar