Why I Like Hunger Games


Seru, suram sekaligus patriotik. Itulah yang membuat saya sangat menyukai Hunger Games. Sebelumnya saya sangat menyukai seri ‘Harry Potter’ dan juga ‘Twilight’. Fiksi fantasi adalah genre fiksi sekaligus genre film yang paling saya sukai. Hal-hal yang mungkin sulit terjadi di dunia nyata atau mungkin yang bisa saja terjadi di kehidupan manusia, tergambar dengan indah lewat film. Dan ketika pertama kali menonton aksi Katniss Everdeen, membuat saya jatuh cinta dengan film Hunger Games dan juga menggandrungi Jennifer Lawrence sebagai tokoh utamanya.

Hunger Games adalah sebuah dunia di mana ketimpangan sosial telah membagi masyarakat dunia dalam kategori yang sangat mencolok. Dunia di dalam film Hunger Games terbagi dalam tiga belas distrik. Sebagai ibukota utama, maka kota Capitol menjadi penyuplai utama keutuhan ketiga belas distrik. Namun tidak semua distrik mendapat perlakuan utama.  Hanya Capitol yang berhak menjadi kota terkaya sekaligus pusat pemerintahan.

Melihat Hunger Games, membuat saya berpikir dari kondisi dunia sekarang. Harga-harga yang semakin melambung, peperangan yang sering terjadi dan juga kesenjangan sosial dimana yang kaya makin kaya dan yang tidak punya semakin terjun ke bawah garis kemiskinan, lama-lama bisa memicu kehancuran itu sendiri. Manusia pada dasarnya memiliki insting membela diri yang sangat kuat. Timbul khayalan di kepala saya, jika seandainya hal-hal buruk terus terjadi, keserakahan diliarkan dan keadilan terus ditekan, bukan tidak mungkin jika dunia bisa berubah menjadi seperti Hunger Games.

Dulunya, masyarakat kuno seringkali menjadikan manusia dengan kasta terendah misalnya budak sebagai hiburan. Contohnya saja pertarungan gladiator di Roma. Orang-orang kaya bisa membayar mahal untuk menonton pertempuran antara manusia dan hewan buas. Versi modernnya digambarkan dalam Hunger Games. Tiap Distrik diminta untuk mengirimkan satu pemuda dan satu perempuan untuk berperang dalam pertempuran yang disebut Hunger Gaemes. Tiap petarung disponsori oleh orang-orang kaya Capitol. Ngerinya, hanya satu pemenang yang dicari, dan petarung lainnya harus mati.

Hal lainnya yang membuat saya menyukai film tersebut adalah tokoh Katniss Everdeen yang diperankan Jennifer Lawrence, memiliki aura misterius yang sangat pekat. Jika biasanya tokoh utama perempuan yang menjadi pahlawan dalam film digambarkan sangat heroik dan tak kenal putus asa, Katniss Everdeen cenderung tidak menginginkan peperangan dan menghindari publisitas.

Ada beberapa bagian dari diri tokoh Katniss yang menginspirasi saya. Ketika tekanan dan juga tuntutan terus menyerang, maka diri seharusnya berani untuk mengambil langkah dan tidak melarikan diri. Katniss rela menjadi petarung di Hunger Games untuk menggantikan adiknya yang terpilih dalam undian. Keluarga adalah segalanya bagi Katniss. Gadis pemurung itu perlahan tumbuh menjadi kuat seiring pengalamannya bertarung di Hunger Games.

Di tengah kekacauan sebesar apapun, manusia tetap memiliki impian dan harapan untuk mencapai perdamaian. Katniss didukung banyak penduduk distrik untuk berjuang melawan Presiden Snow dan Capitol. Tokoh tersebut didera rasa bersalah berubi-tubi ketika teman-teman yang membelanya satu per satu dibunuh, bahkan distriknya juga dibumihanguskan. Jika semula ia enggan mengangkat senjata, berikutnya Katniss bertekad kuat untuk menghancurkan dominasi Capitol.

Tokoh Katniss yang murung dan amat jarang tersenyum namun memiliki keberanian tingkat tinggi itu mewujudkan sebuah semangat tersendiri buat saya. Harapan dan impian dapat diwujudkan walaupun kondisi sekitar kita benar-benar berat. Harapan itu lebih kuat dari rasa takut. Seperti yang dikatakan Katniss Everdeen.

”Hope is the only thing stronger than fear,”

3 komentar

Khoirur Rohmah mengatakan...

Kyya... endingnya gimana itu gan,, bagaimana nasib Katnis...
setuju
”Hope is the only thing stronger than fear,”

Reffi Dhinar mengatakan...

endingnya bakalan ada di seri terakhir film Hunger Games: Mockingjay, tunggu yaa :D

evrinasp mengatakan...

dari dulu mesti gitu ya, pertarungan games manusia, yang satu menang yang satu mati, dan itu buat games, makasih atas partisipasinya